Mengungkap Nenek Moyang Firaun, Benarkah Berasal dari Ras Ini?, Temuan Para Ahli Ini Mengejutkan

- 16 Desember 2021, 10:59 WIB
Ilustrasi Firaun, yang telah banyak penelitian untuk mengungkap nenek moyangnya.
Ilustrasi Firaun, yang telah banyak penelitian untuk mengungkap nenek moyangnya. /Pixabay

KABAR BANTEN–Dari mana nenek moyang Firaun, telah banyak penelitian yang berusaha untuk mengungkapnya

Dilihat dari gambar gambar dinding di piramida, nenek moyang Firaun dan orang Mesir kuno terlihat seperti orang Afrika. 

Tapi jika diperhatikan lebih jelas, gambar nenek moyang Firaun pada dinding piramida berbeda dengan suku-suku yang berada di Afrika.

Baca Juga: Penjelasan Asal Usul Eternals, Grup Regenerasi Superhero Immortals di Marvel Cinematic Universe

Bertahun-tahun para antropolog dan ahli Mesir kuno banyak mengungkap tentang asal usul nenek moyang Firaun, dan ras penduduk Mesir kuno.

Para ahli antropolog dan Mesir kuno mengategorikan ras orang Mesir kuno diantara ras Nubia dan Semit. Dan di antara ras Afro-Asia, bahkan di antara orang Eropa.

Penelitian juga dilakukan  iGENEA Centre for Genealogical Research yang bertempat di Zurich.

Penelitian dilakukan terhadap DNA Tutankhamun yang diambil dari sisa tulang mumi dan hasilnya diterbitkan oleh Reuters, menjelaskan bahwa setengah dari pria Eropa ada keterkaitan dengan Firaun.

Di beberapa negara Eropa lainnya seperti Inggris Raya, Perancis, dan Spanyol kesamaan DNA orang Mesir kuno mencapai 60-70 persen.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Begini Asal Mula Munculnya Warteg di Indonesia

Perbandingan DNA yang dilakukan haplogroup dengan karakteristik DNA dari negara tertentu, memberikan hasil dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Salah satu contohnya pada DNA haplogroup R1b1a2 yang melekat pada sebagian besar orang Eropa, bisa ditemukan pada DNA di tubuh Firaun.

Bahkan DNA tersebut tidak ditemukan pada orang Mesir modern.

Dalam sebuah wawancara, Direktur Pusat iGENAA, Roman Scholz mengatakan, sangat menarik bahwa Tutankhamun adalah keturunan Eropa. Namun Menurutnya, bukanlah hal yang paling menakjubkan.

Sementara, ahli genetika Jerman dari Insitut Max Planck dan Universitas Tübingen, juga memeriksa lebih jauh DNA dari 90 mumi Mesir yang bertahan sampai sekarang.

Baca Juga: Sosok Misterius Penguasa Pulau Jawa, Sabdo Palon dan Naya Genggong, Benarkah Ini Wujudnya?

Dia mengatakan, tidak ada DNA orang Afrika di antara mumi-mumi tersebut.

Dari penelitian 90 mumi Mesir tersebut, didapatkan genom mereka lebih dekat dengan orang Eropa Selatan dan penduduk Timur Tengah modern.

Menurut penelitian tersebut, ternyata nenek moyang Firaun dan orang Eropa tinggal di Kaukasus pada 9-10 ribu tahun yang lalu.

Johannes Krause dari Universitas Tübingen juga mengungkap dalam salah satu tulisannya yang dimuat di Nature Communications.

Baca Juga: Adem Ayem hingga Banyak Rezeki, Ini Kecocokan Jodoh Weton Kamis Legi dengan Jumat Pahing Menurut Primbon Jawa

Dia menjelaskan, ada kemungkinan bahwa dinasti yang berkuasa dan orang Mesir biasa berbeda dalam kebangsaan dan bahkan ras.

Kemungkinan besar, komposisi etnis penduduk Mesir kuno lebih heterogen.***

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah