Misalnya, jika orang tersebut meninggal di kota, maka ia harus dimakamkan di desa yang lokasinya sangat jauh. Oleh karena itu, mayatnya harus diantarkan.
Akan tetapi, karena lokasinya yang jauh, proses pengantaran mayat tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Alhasil, orang-orang berbondong untuk mengatasi masalah tersebut dengan meminta tolong kepada pendeta Tao agar mayat tersebut dapat berjalan sendiri ke pemakaman atau jalan sendiri ke kampung halaman mereka.
Akhirnya pendeta pun memberi penawaran terkait masalah tersebut.
Uniknya, apa yang dilakukan pendeta tersebut juga sebenarnya adalah proses pengantaran mayat. Hanya saja, ada penambahan ritual-ritual yang semakin memberi kesan horor dan mistis.
Mayat tersebut diikat pergelangan kaki dan lututnya. Lalu, tangan mayat dipaksa untuk menghadap ke depan. Tentu saja, mayat yang dilakukan ritual ini adalah mayat yang sudah kaku seluruh tubuhnya sehingga dapat tangannya pun dapat lurus ke depan.
Lalu, tongkat panjang diikatkan kepada badan mayat tersebut dan ujung tongkatnya akan diangkat oleh orang lain.
Karena itu, mayat tersebut terkesan seperti lompat-lompat jika dilihat dari jauh.
Ditambah lagi, pendeta akan terus membaca doa sambil membunyikan lonceng sepanjang perjalanan menuju pemakaman.