KABAR BANTEN – Beberapa waktu ini, harga kobalt sebagai bahan baterai mobil listrik mengalami penurunan alias anjlok.
Dimana harga kobalt sebagai bahan baterai mobil listrik mengalami penurunan alias anjlok karena adanya surplus pasokan dari RDK atau Republik Demokratik Kongo.
Tidak hanya dari RDK, namun harga kobalt sebagai bahan baterai mobil listrik mengalami penurunan alias anjlok juga karena adanya surplus pasokan dari Indonesia.
Harga kobalt hidroksida, bahan penting dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV), mengalami penurunan signifikan akibat lonjakan pasokan dari Republik Demokratik Kongo atau RDK, salah satu produsen utama kobalt.
Hidroksida kobalt biasanya dihitung sebagai persentase dari harga logam kobalt yang disebut sebagai "payables."
Mengutip dari Reuters, pada bulan Agustus, menurut Benchmark Mineral Intelligence (BMI), payables turun menjadi 46% dari harga logam kobalt dibandingkan dengan sekitar 90% pada akhir 2021 dan awal 2022 ketika harga logam kobalt berada di sekitar $60.000 per ton metrik.