Amerika Bisa Senasib dengan Nabi Musa dan Romawi, Karena Begini Sifat Asli Yahudi, Terekam dalam Sejarah

- 4 November 2023, 18:10 WIB
Ilustrasi bangsa Romawi yang pernah merasakan sifat asli kaum Yahudi
Ilustrasi bangsa Romawi yang pernah merasakan sifat asli kaum Yahudi /WikiImages/Pixabay

KABAR BANTEN – Amerika yang berada di belakang kekejian Israel di Palestinas bisa senasib dengan Nabi Musa dan Bangsa Romawi.

 

 

Amerika mungkin tidak tahu bahwa begini sifat asli Yahudi yang bisa membuat Amerika bisa senasib dengan Nabi Musa dan Bangsa Romawi.

Seharusnya Amerika mengerti sifat asli Yahudi, karena itu terekam dalam sejarah.

Seperti dikisahkan ketika Nabi Musa AS menyelamatkan kaum Bani Israil, leluhur bangsa Yahudi, dari kekejian Raja Mesir atau Firaun.

Kala itu Firaun merasa tidak senang dengan Bani Israil, karena Bani Israil jumlahnya semakin banyak sehingga hampir menyaingi jumlah suku asli Mesir.

Kemudian kaum Bani Israil adalah penganut ajaran tauhid atau monoteisme sebagaimana diajarkan oleh leluhur mereka yaitu Nabi Ibrahim AS, yaitu Allah SWT.

Sedangkan Firaun dan juga warga Mesir pada masa itu masih menyembah berhala.

Karena perbedaan keyakinan itulah Bani Israil ini ditindas, disiksa dan dijadikan budak oleh Firaun.

Sampai kemudian Allah SWT mengirimkan bantuan kepada Bani Israil dengan menurunkan Nabi Musa AS untuk bisa membebaskan mereka dari kekejaman Firaun.

Nabi Musa pun kemudian mengajak Bani Israil dan para pengikutnya untuk pergi dari Mesir menuju wilayah Syam.

 

Mendengar kabar jika Bani Israil pindah ke Syam, Firaun marah besar.

Firaun bersama bala tentaranya kemudian mengejar mereka sampai ke Laut Merah.

Sesampainya di Laut Merah, kamu Bani Israil bingung, bagaimana caranya melintas Laut Merah yang sebesar itu.

Seperti kita ketahui, di tengah kebingungan itu Allah SWT lagi-lagi memberikan pertolongan dengan memberikan Nabi Musa AS sebuah mukjizat.

Sebagaimana diabadikan dalam Surat Asy-Syura Ayat 63, secara tiba-tiba atas izin Allah SWT Laut Merah itu pun terbelah dengan menggunakan tongkatnya Nabi Musa.

Disitulah Nabi Musa dan Bani Israil berhasil melewati Laut Merah, sedangkan Firaun dan bala tentaranya itu tenggelam di dasar lautan.

Selamatlah dengan Bani Israil ini dari kekejaman Firaun dan bala tentaranya.

Mereka akhirnya bisa pergi dari Mesir atas bantuan Nabi Musa dan juga Allah SWT.

Singkat cerita, setelah diselamatkan oleh kekejaman Firaun, Bani Israil mulai menunjukkan tingkah buruknya.

 

Setelah baru selamat menyeberang Laut Merah, Bani Israil ngeluh terus kepada Nabi Musa.

Disana Bani Israil meminta dikirimkan awan untuk menaungi mereka dari panas sampai mereka tiba di tanah yang dijanjikan, yakni di negeri Syam.

Allah subhanahu wa ta'ala dengan kemurahan hatinya juga menurunkan bekal makanan supaya kaum Bani Israel ini tidak kelaparan.

Tapi bukannya bersyukur, Bani Israil ini selalu mengeluh dan merasa tidak puas terhadap apa yang sudah mereka terima.

Tidak cukup sampai di situ, bahkan sebuah riwayat mengatakan bahwa Bani Israil bersikap angkuh karena mereka memanggil nama Nabi Musa tanpa penghormatan apapun.

Bahkan ajaran tauhid Nabi Ibrahim mulai ditinggalkan, mereka juga berani menentang kenabiannya Nabi Musa AS dan meminta Nabi Musa menunjukkan wujud Allah jika ingin mereka kembali ke jalan tauhid.

Melihat hal tersebut Nabi Musa merasa sangat sedih dengan sikap Bani Israel, ia memutuskan pergi untuk menenangkan diri di Gunung Sinai untuk bisa bermunajat.

Disana beliau pun menitipkan tanggung jawab mengurus Bani Israil kepada saudaranya yakni Nabi Harun AS.

Sayangnya sekembalinya Nabi Musa ke Bani Israil, ia mendapati kaum tersebut nyembah patung sapi dari emas tua.

 

 

Nabi Musa kaget jika ternyata selama ia pergi, seruan seruan Nabi Harus AS tidak digubris sama sekali.

Pada titik inilah Nabi Musa betul-betul dibuat murka, dalam sebuah riwayat Nabi Musa sampai membanting sebuah batu tulis yang ia bawa dari hasil bermunajat hingga hancur berkeping-keping.

Batu tulis itu diketahui berisi Taurat dalam wujud aslinya.

Kemarahan Nabi Musa ini belum cukup membuat Bani Israil sadar, mereka tetap menyepelekan perintah Allah.

Hal ini ditunjukkan mereka pada saat Nabi Musa dan Bani Israel ini hendak memasuki tanah yang dijanjikan, Allah SWT memerintahkan Bani Israil untuk bersujud dan juga bersikap rendah hati ketika masuk ke tanah yang dijanjikan ini.

Tapi lagi-lagi mereka tidak mau melaksanakan perintah Allah SWT, Bani Israil justru dengan sombongnya mengangkat kepala dan bersikap angkuh.

Menurut beberapa ahli tafsir tanah yang dijanjikan itu merupakan wilayah suci yang terletak di Syam, tepatnya di Yerusalem.

Karena pembangkangan yang terjadi berkali-kali itulah, kemarahan Nabi Musa AS sudah tidak bisa terbendung lagi.

Allah SWT yang mengetahui kekecewaan Nabi Musa AS akhirnya memberi Bani Israil hukuman berupa larangan menginjak tanah yang sudah dijanjikan ini selama 40 tahun.

Akibat hukuman itu Bani Israel jadi kebingungan untuk mencari tempat singgah, sehingga mereka cuma berputar-putar di gurun.

Hal itu terus berlangsung sampai kemudian Nabi Musa AS wafat.

Singkat cerita setelah beberapa abad pascameninggal Nabi Musa AS, Bani Israil mengalami berbagai macam kekacauan.

Suku ini sempat terlibat perang saudara yang pada akhirnya menjadi korban penjajahan sejumlah bangsa, salah satunya Babilonia.

Sampai akhirnya pada tahun 160 masehi, wilayah Babilonia ini ditaklukan oleh pasukan Romawi yang dipimpin oleh Julius Caesar.

Setelah berganti pemerintahan dari Babilonia ke Romawi, disinilah bisa dibilang bangsa Yahudi mulai bisa menghirup angin segar.

Karena mereka langsung dibebaskan dari perbudakan serta diberikan kesempatan untuk menjadi pejabat Kerajaan Romawi.

Mereka juga diperbolehkan untuk balik kampung ke tanah Yerusalem, di masa ini bangsa Yahudi menjalin hubungan yang akrab dengan bangsa Romawi.

Tapi hal ini juga tidak langsung lama, karena lagi-lagi karena kesombongan dan juga keangkuhan Yahudi, hubungan mereka yang semula baik-baik saja secara perlahan-lahan mulai memburuk.

Tidak lama kemudian terjadilah perang besar antara bangsa Yahudi dengan bangsa Romawi, perang itu berakhir dengan kemenangan pasukan Romawi yang dipimpin oleh Kaisar Adranius.

Setelah memenangkan perang, ini Adrianus juga menghukum bangsa Yahudi dengan cara mengusir mereka dari wilayah Yerusalem.

Keluarlah mereka dari wilayah Yerusalem dan sebagian besar dari mereka pergi ke Mesir, Afrika, Spanyol, Eropa, Asia, bahkan ke China.

Nah, momen perginya Yahudi dari tanah Yerusalem ini yang merupakan awal mula bangsa ini menyebar ke berbagai wilayah di muka bumi ini.

Jadi, cukup jelas bahwa Bangsa Yahudi adalah bangsa yang angkuh dan tidak tahu terima kasih, seperti yang dirasakan oleh Nabi Musa dan Bangsa Romawi, apakah Amerika akan mengalami hal sama?***

 

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: YouTube Nadia Omara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah