Ekonomi Lesu Sejak Pandemi Covid, China Rencanakan Terbitkan Surat Utang Jumbo Rp2,19 Kuadriliun

- 23 Januari 2024, 06:45 WIB
Ilustrasi surat utang jumbo yang diterbitkan oleh China guna menstimulus ekonomi/freepik/freepik
Ilustrasi surat utang jumbo yang diterbitkan oleh China guna menstimulus ekonomi/freepik/freepik /

KABAR BANTEN - China sedang mempertimbangkan langkah besar dengan merencanakan penerbitan surat utang baru senilai ¥1 triliun atau sekitar $139 miliar (Rp2,19 kuadriliun).

Surat utang ini akan diterbitkan melalui obligasi spesial ultra long yang akan difokuskan pada pendanaan proyek-proyek strategis terkait dengan pangan, energi, rantai pasok, dan urbanisasi.
Langkah ini diambil untuk mendukung perekonomian yang tengah lesu sejak pandemi Covid-19.

Rencana penerbitan surat utang senilai sekitar Rp2,19 kuadriliun ini menjadi perhatian karena jarang terjadi. Ini akan menjadi yang keempat kalinya dalam 26 tahun terakhir.

Sebelumnya, penjualan obligasi sejenis dilakukan saat krisis keuangan pada tahun 1998 dan terakhir pada tahun 2020 sebagai respons terhadap dampak pandemi Covid-19.

Pemerintah China saat itu menerbitkan obligasi senilai ¥1 triliun untuk mengatasi konsekuensi ekonomi dari pandemi. Keputusan ini muncul di tengah-tengah kondisi ekonomi China yang mengalami deflasi sejak Oktober 2022. Data dari BPS China pada Desember 2023 mencatat penurunan 0,3% (year-on-year) pada Indeks Harga Konsumen dan penurunan 2,3% (year-on-year) pada Indeks Harga Produsen.

Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat biasanya permintaan domestik China cenderung kuat. Krisis properti yang tengah terjadi dan melemahnya permintaan domestik menjadi beban tambahan bagi perekonomian China. Beberapa perusahaan raksasa, termasuk Evergrande dan Zhongzhi Enterprise Group, juga mengalami kesulitan, menandai tantangan ekonomi yang dihadapi China saat ini.

Rencana penerbitan surat utang sebesar Rp2,19 kuadriliun ini diharapkan dapat menjadi stimulus yang signifikan untuk mengatasi tantangan ekonomi.

Pendanaan proyek-proyek strategis seperti pangan, energi, rantai pasok, dan urbanisasi diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Langkah China untuk menerbitkan surat utang jumbo sebesar Rp2,19 kuadriliun menarik perhatian dunia. Keputusan ini mencerminkan upaya pemerintah untuk menghadapi deflasi dan tantangan ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi dan krisis properti.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Instagram @bigalpaid


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x