Membangun BUMDes Bersama Alumnus Cibaduyut

- 13 Oktober 2017, 01:15 WIB
BUMDes pengrajin sepatu
BUMDes pengrajin sepatu

DALAM sebuah ruangan sederhana yang dipenuhi berbagai bahan dasar seperti latex atau getah karet, lem, gurinda, sol kayu, sol telapak, gunting palu, percetakan yang terbuat dari kayu, sejumlah warga Desa Lebakkeusik, Kecamatan Banjarsari, nampak saling bekerja sama untuk menyelesaikan proses pembuatan sepatu. Setidaknya terdapat 22 tenaga kerja mulai dari tukang muka atau bagian jahit yang berjumlah 11 orang, bagian sol sebanyak sembilan orang, ditambah dua orang yang bertugas pada bagian akhir proses (Finishing) pembuatan kerajinan sepatu yang bekerja pada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Lebakkeusik. Proses pembuatan diawali dengan membuat pola berdasarkan keinginan, kemudian dilatek dengan spon setelah itu digunting sesuai pola. Kemudian ditempel antara galtek dan spon yang sudah dibentuk hingga menjadi kerangka sepatu. Untuk memperkuat dilakukan jahitan disetiap sisinya. Setelah itu dilakukan pengesolan pada pola bentuk yang sudah membentuk sepatu, terakhir diproses cetak dalam wadah kayu yang sebelumnya pinggirnya dipastikan sudah dilem dan disol, lalu tekan pakai palu dan masukan dalam cetakan untuk menunggu proses pengeringan selama 5 menit. Setelah proses pengeringan masuk finishing atau tahap perapian, dan akhirnya dikemas dalam kardus dengan nama dagang Gekasik, kata salah seorang perajin sepatu, Abung Kusuma kepada Kabar Banten, beberapa waktu lalu. Gekasix yang tertera pada bungkus kemasan sepatu itu merupakan singkatan dari gabungan Masyarakat Lebakkeusik, yang disepakati sebagai merek dagang sepatu yang diproduksi oleh Bumdes Lebakkeusik, yang secara resmi telah diluncurkan melalui acara resmi yang cukup meriah akhir September 2017 lalu. Kepala Desa Lebakkeusik, Abidin mengatakan, usaha kerajinan sepatu yang dikelola Bumdes ini sebenarnya sudah berjalan 6 bulan sejak adanya anggaran sebesar Rp 50 juta dari dana desa. Namun karena berbagai kegiatan acara peluncuran baru dilakukan. Dikatakan Abidin, pemilihan bentuk usaha kerajinan sepatu itu didasarkan karena banyaknya warga yang pernah bekerja dalam pengolahan kerajinan sepatu di Cibaduyut Bandung. Melihat potensi itu, disepakati pembentukan rumah kerajinan sepatu dengan merek gelasix. (Dini Hidayat)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah