Melalui Sosialisasi Total Berbasis Masyarakat, Dinkes Lebak Ubah Perilaku Dolbon

- 7 Desember 2017, 02:15 WIB
5---dolbon
5---dolbon

LEBAK, (KB).- Hingga saat ini, perilaku dolbon (modol di kebon), doli (modol di kali), ternyata masih dilakukan masyarakat di Lebak. Untuk itu, agar perilaku tersebut bisa dicegah secara bertahap, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, melakukan Sosialisasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kepada masyarakat di 28 kecamatan. Kepala Dinkes Lebak, HM. Sukirman mengatakan, selain untuk mengubah perilaku dolbon maupun doli, tujuan lain STBM adalah mengajak masyarakat agar membiasakan cuci tangan menggunakan sabun. Mengelola limbah-limbah atau sampah rumah tangga dengan baik, mengelola air agar bersih dan sehat, minum dan makan yang sehat di rumah serta mengelola limbah air dengan baik dimasing-masing rumah warga. ”STBM yang dimaksudkan untuk menghentikan perilaku dolbon serta mengajak untuk berperilaku hidup sehat tersebut sudah dilakukan di enam belas kecamatan. Kami akan terus melakukan sosialisasi ke seluruh kecamatan mulai pekan ini hingga akhir Desember nanti,” kata Kadinkes. Kadinkes mengakui, persoalan dolbon maupun doli masih saja dilakukan sebagian masyarakat di perdesaan. Karena itu, pihaknya terus melakukan berbagai upaya termasuk melalui STBM agar masyarakat menyadari dampak negatif dari kebiasaan dolbon dan doli itu. Ditambahkannya, selain persoalan dolbon, pihaknyapun masih menemukan perilaku masyarakat yang kurang peduli dalam membuang sampah ditempatnya. Atau persoalan lain yang mampu membahayakan terhadap munculnya wabah penyakit. ”Seperti membuang sampah dari rumah tangga, serta membuang limbah cair yang dihasilkan dari rumah tangga, tentu harus kami berikan pemahaman, agar ke depan mereka membuang sampah ditempatnya. Serta membuang limbah cair yang tidak menimbulkan penyakit,” ujarnya. Kepala Bidang Pembinaan Kesehatan Masyarakat (Binkesmas) pada Dinkes Lebak, Sri Agustina menambahkan, dolbon atau buang air besar disembarang tempat tentunya sangat berpotensi menimbulkan wabah penyakit. Begitu pula disaat warga tidak memiliki kesadaran terhadap perilaku hidup sehat di masing-masing rumahnya maka sangat dekat dengan penyakit. Untuk itu, melalui STBM tersebut, pihaknya berharap seluruh masyarakat khususnya yang berdomisili di perdesaan, bisa menyadari untuk berperilaku hidup sehat. ”Kami inginkan seluruh warga di perdesaan memiliki jamban, sehingga ke depan tidak lagi buang air besar disembarang tempat. Apalagi di tempat terbuka, atau sungai yang airnya masih digunakan untuk kepentingan mandi, mencuci dan kebutuhan konsumsi, tentunya sangat membahayakan bagi kesehatan,” tutur Sri Agustina. (Lugay/Job)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah