Menuju Platform Indonesiana di Kabupaten Lebak

- 4 Juli 2018, 15:28 WIB
platform indonesiana di kabupaten lebak
platform indonesiana di kabupaten lebak

TATA kelola kebudayaan menjadi poin penting yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena itu, diperlukan kerja sama dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas tata kelola kebudayaan, baik dari sisi kualitas, manajemen, maupun tindakan oleh seluruh pemangku kepentingan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk melakukan tata kelola kebudayaan secara benar adalah dengan membentuk sebuah platform yang diberi nama Indonesiana, termasuk terselenggaranya platform Indonesiana di Kabupaten Lebak. Untuk menuju daerah itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Platform Kebudayaan Indonesia dan Penyerahan Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dengan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, di Ruang Sidang Graha Kemendikbud Jakarta, Selasa (3/7/2018). Penandatanganan yang dilakukan bersama pimpinan 12 kepala daerah lainnya, serta penerimaan secara langsung dokumen pokok pikiran kebudayaan daerah yang disaksikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi. Dalam sambutannya, Mendikbud Muhadjir Effendi mengatakan, keberagaman daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan di tengah dinamika perkembangan dunia. Menurut Mendikbud, Indonesiana suatu platform pendukung festival seni budaya di Indonesia yang bertujuan untuk menyelenggarakan festival seni budaya yang berkelanjutan, berjejaring, dan berkembang. "Mari kita sambut peluang identitas melalui kebudayaan dalam festival budaya tahunan sebagai implementasi Undang-Undang nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan," kata Mendikbud Muhadjir Effendi. Untuk diketahui, Indonesiana diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikerjakan dengan semangat gotong royong dan dengan emban orang-orang yang memiliki kepedulian dan kepentingan atas kemajuan di Indonesia. Menurut Hilman Farid, tata kelola tersebut bertujuan untuk menyinergikan pemangku kepentingan, yakni antar kementerian, lembaga hingga komunitas-komunitas untuk duduk bersama dan saling terkoneksi satu sama lain. ”Indonesiana adalah sebuah platform kegiatan kebudayaan yang nantinya akan digarap bersama-sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah," ucapnya. Ditambahkan, saat ini Direktorat Jenderal Kebudayaan sedang menyiapkan platform Indonesiana untuk menemukan rumusan-rumusan yang tepat dalam meningkatkan tata kelola festival budaya di kawasan yang menjadi titik lokasi. ”Fokus utamanya ialah peningkatan kualitas manajemen, perluasan akses dan penguatan jejaring budaya, serta menyusun skema dan mekanisme sebagai acuan kerja pemerintah di bidang kebudayaan,” tuturnya. Sementara itu, Bupati Iti Octavia Jayabaya menyatakan, Pemkab Lebak akan mengenalkan sejarah kepada dunia dengan Festival Multatuli yang akan dilaksanakan pada tanggal 6-9 September 2018 dengan beragam kegiatan seperti festival theater, bedah buku puisi Multatuli, menyusuri jejak Multatuli, karnaval kerbau dan lain-lain. Bupati Iti mengatakan, Festival Multatuli sebagai upaya mengenalkan Museum Multatuli kepada masyarakat luas yang akan memberikan makna gotong royong, ilham kemerdekaan, harmoni, kesederajatan dan kemanusiaan. "Festival Multatuli akan membuat kita mengenal lebih dalam sejarah Lebak khususnya Multatuli alias Eduerd Douwes Dekker yang bertugas sebagai asisten residen Lebak pada 21 Januari 1856," kata Bupati Iti. (Nana Djumhana)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x