Detinasi Wisata Diserbu Wisatawan, Kasus Covid-19 Melonjak, 69.325 Orang Dinyatakan Suspek

28 Desember 2020, 21:01 WIB
Ilustrasi Covid-19 Umum4 /

KABAR BANTEN - Sejumlah daerah yang menjadi destinasi wisata diserbu wisatawan pada libur Natal 2020 mulai Kamis-Minggu, 24-27 Desember 2020. Meski penerapan protokol kesehatan Covid-19 diperketat, namun kerumunan sulit dihindarkan.

Lonjakan wisatawan di antaranya terjadi di beberapa daerah di Jawa Barat, seperti Bogor dan Bandung. Hal itu ditunjukkan dengan tingkat okupansi atau keterisian hotel di kawasan Bandung dan Puncak, Jawa Barat, mencapai 65 persen pada libur Natal 2020.

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, banyak masyarakat yang memilih untuk menghabiskan libur akhir tahun mereka ke Bandung dan Puncak, sebagai alternatif liburan ke Bali. Sebab, Pemerintah Provinsi Bali menerapkan protokol kesehatan lebih ketat, yakni kewajiban PCR Test bagi wisatawan.

"Masyarakat yang tidak ke Bali, perginya di sekitaran pulau Jawa saja. Jadi di Bandung dan Puncak itu ramai, karena bisa ditempuh dengan mobil," kata Hariyadi, dikutip Kabar-Banten.com dari Antara, Sabtu, 26 Desember 2020.

Baca Juga : Belum Sepekan Jabat Menparekraf, Kunjungi Bali, Ini yang Dilakukan Sandiaga Uno

Hariyadi menilai bahwa okupansi hotel di Bali untuk libur akhir tahun hanya mencapai sekitar 15 persen di kawasan Ubud, sedangkan di Kabupaten Badung mencapai 25 persen. Menurut dia, okupansi ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi keterisian hotel selama pandemi yang bahkan tidak mencapai 10 persen, akibat banyak hotel yang tutup.

"Bali ini paling berat karena jumlah kamarnya besar. Total semua kamar sekitar 160 ribuan, jadi sekarang ini contohnya di Kabupaten Badung hanya sekitar 25 persen," kata Hariyadi.

Hariyadi yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tersebut menambahkan bahwa destinasi wisata di Pulau Jawa memang menjadi incaran bagi masyarakat untuk berlibur akhir tahun.

Bukan hanya di Jawa Barat, jumlah wisatawan yang datang untuk menikmati libur akhir tahun di Malioboro, Yogyakarta, juga membeludak. Akibatnya, aturan pembatasan jumlah pengunjung per zona di kawasan utama wisata tersebut cukup sulit diterapkan.

“Yogyakarta memang terbuka bagi wisatawan dan mereka pasti datang ke Malioboro. Jumlah wisatawan yang datang mengalami kenaikan yang sangat drastis sehingga di lapangan cukup sulit untuk menerapkan aturan pembatasan wisatawan per zona,” kata Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta Agus Winarto, dikutip Kabar-Banten.com dari Antara, Minggu, 27 Desember 2020.

Baca Juga : Pasien OTG Terus Naik dan Kian Mengkhawatirkan, Trans Hotel Kota Cilegon Tambah Kamar Isolasi

Menurut dia, padatnya wisatawan di Malioboro tidak hanya terjadi pada Sabtu, 26 Desember 2020 malam saja. Akan tetapi, kepadatan tersebut diperkirakan berlangsung hingga malam pergantian tahun dan berangsur berkurang hingga libur akhir tahun usai.

Kawasan Malioboro dibagi dalam lima zona dan sesuai aturan, jumlah maksimal pengunjung dalam satu zona adalah 500 orang dalam satu waktu yang sama. Penghitungan jumlah maksimal pengunjung dilakukan melalui aplikasi karena pengunjung diminta memindai QR Code yang ada di tiap “gate” zona.

Meskipun petugas di lapangan kewalahan, namun Agus memastikan bahwa petugas tidak lelah untuk selalu mengingatkan wisatawan untuk selalu menaati protokol kesehatan.

“Imbauan yang kami kuatkan adalah meminta wisatawan memakai masker dengan benar. Dan kami berupaya agar wisatawan tetap bisa mematuhi protokol jaga jarak meskipun cukup sulit. Jika ada kerumunan, maka sebisa mungkin akan diurai,” katanya.

Ramai-ramai keluar Jakarta

Berdasarkan data PT Jasa Marga (Persero) Tbk, tercatat sebanyak 483.072 kendaraan meninggalkan Jakarta sejak H-2 atau Rabu sampai Natal atau Jumat 23-25 Desember 2020.
Angka tersebut merupakan kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari beberapa gerbang tol (GT) barrier atau utama.

Gerbang utama itu adalah GT Cikupa (arah barat), GT Ciawi (arah selatan), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah timur).

“Jumlah ini naik 17,4 persen jika dibandingkan lalin normal," kata Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru.

Menurut dia, untuk lalu lintas kendaraan yang meninggalkan Jakarta ke arah timur tercatat jumlah kendaraan yang keluar Jakarta melalui GT Cikampek Utama 1 sebanyak 146.823 kendaraan, naik sebesar 51,6 persen dari lalin normal.

Baca Juga : Penumpang Pesawat di Bandara Soetta Catat Rekor Tertinggi Selama Pandemi

Sedangkan, lalu lintas kendaraan yang meninggalkan Jakarta ke arah timur melalui GT Kalihurip Utama 1 tercatat sebanyak 97.356 kendaraan, turun 2,5 persen dari lalin normal.

"Total kendaraan meninggalkan Jakarta menuju arah timur adalah sebanyak 244.179, naik sebesar 24,1 persen dari lalin normal," kata Heru.

Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta ke arah barat melalui GT Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang adalah sebesar 140.471 kendaraan, naik 0,1 persen dari lalin normal.

Jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta ke arah selatan atau lokal melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi adalah sebesar 98.423 kendaraan, naik sebesar 32 persen dari lalin normal.

"Jasa Marga memprediksi akan terjadi peningkatan volume kendaraan kumulatif dari gerbang tol barrier atau utama yang akan kembali menuju Jakarta pada Minggu, 27 Desember 2020, mencapai 178.887 kendaraan, meningkat 13,82 persen dari lalin normal," kata Heru.

Baca Juga : Satgas Beri Sinyal Bahaya, Kasus Penularan Covid-19 Makin Cepat

Sementara itu, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang dilaporkan melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per Minggu 27 Desember 2020 pukul 12.00 WIB, bertambah sebanyak 6.528. Dengan penambahan itu, kini total kasus Covid-19 di Indonesia menembus 713.365 kasus.

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19, pasien yang sembuh bertambah 6.983 orang. Sementara, sebanyak 69.325 orang dinyatakan suspek Covid-19. Kemudian, Covid-19 telah menjangkit 34 provinsi di Tanah Air yang mencakup 510 kabupaten dan kota.

Selain DKI Jakarta dengan 1.997 kasus, penambahan kasus baru paling banyak adalah daerah yang selama libur panjang dijadikan tujuan wisata, seperti Jawa Barat 892 kasus baru, Jawa Tengah 785, dan Jawa Timur 738 kasus.

Selanjutnya, Sulawesi Selatan 262 kasus, Kalimantan Timur 200, Yogyakarta 183 kasus, Banten 150 kasus, Riau 117 kasus dan Bengkulu 100 kasus. Data kumulatif kasus positif Covid-19 paling banyak di Indonesia terjadi di DKI Jakarta dengan 175.926 kasus diikuti oleh Jawa Timur 80.748 kasus, Jawa Barat 79.590 kasus, Jawa Tengah 77.793 kasus dan Sulawesi Selatan 29.125 kasus.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler