TINGKATKAN KEWASPADAAN hingga 9 Desember Mendatang, Indonesia Dihantam Cuaca Ekstrem, Merata di Wilayah Ini

4 Desember 2021, 12:54 WIB
Tingkatkan kewaspadaan, Indonesia akan dihantam cuaca ekstrem hingga 9 Desember mendatang. /Twitter @InfoHumasBMKG

KABAR BANTEN-Tingkatkan kewaspadaan cuaca ekstrem diprediksi hantam Indonesia hingga 9 Desember 2021.

Meskipun Siklon Tropis Teratai telah dinyatakan punah, namun cuaca ekstrem diprediksi masih akan menghantam Indonesia hingga 9 Desember 2021.

BMKG mewanti-wanti pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan cuaca ekstrem, dengan tingkatkan kewaspadaan hingga 9 Desember 2021.

Baca Juga: Masa Pancaroba Waspadai Cuaca Ekstrem, Angin Kencang hingga Hujan Es, Ini Tanda-tandanya

“Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dikutip dari @InfoHumasBMKG, Desember 2021.

Dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina pada periode musim hujan, maka kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal harus lebih ditingkatkan.

Berdasarkan hasil analisis terkini, dalam sepekan kedepan diidentifikasi terjadi peningkatan aktivitas dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem secara umum di sebagian besar wilayah Indonesia.

Dijelaskan Dwikorita, bahwa saat ini Siklon Tropis Nyatoh masih berada di wilayah Samudera Pasifik Barat sebelah timur Filipina dengan intensitas yang masih menguat hingga 24 jam kedepan dengan pergerakan sistem ke arah utara-barat laut.

Sedangkan bibit Siklon 94W yang berada di sekitar Teluk Benggala dalam periode 24 jam kedepan masih bergerak ke arah barat laut.

“Sistem Siklon Nyatoh & Bibit 94W ini posisinya semakin menjauhi wilayah Indonesia, sehingga dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia menjadi tidak signifikan," ujarnya. 

Meski begitu, dampak terhadap potensi gelombang tinggi 2.5 - 4.0m (Rough Sea) masih perlu diwaspadai di beberapa wilayah perairan.

Diantaranya, Perairan Utara Kep.Anambas, Perairan Barat Kep.Natuna, Perairan Kepulauan Subi Serasan, Perairan utara Kepulauan Sangihe, Perairan utara Kepulauan Talaud.

Selanjutnya, Laut Maluku bagian Utara, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.

Sedangkan potensi gelombang tinggi mencapai 4.0 - 6.0 meter (Very Rough Sea) di wilayah perairan, Laut Natuna Utara dan Perairan Utara Natuna.

Baca Juga: Pisahkan Pulau Jawa dan Sumatera, hingga Gelombang Setinggi 30 Meter, Kejadian dan Sejarah Tsunami Selat Sunda

Dengan semakin menjauhnya sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W dari wilayah Indonesia, kata Dwikorita, maka kondisi tersebut membuka peluang terhadap peningkatan fenomena dinamika atmosfer lainnya.

"Yaitu meningkatnya aliran massa udara yg cukup intens dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan memasuki wilayah atmosfer Indonesia,"ujarnya.

Dia mengatakan, kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yg dapat menimbulkan kejadian curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.

“Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya. Mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan sebagainya,”katanya.

Di sisi lain, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menambahkan bahwa fenomena lain yang meningkatkan curah hujan yaitu dengan masih aktifnya fenomena gelombang atmosfer.

Dia mengatakan, Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO di wilayah Indonesia terutama bagian tengah dan timur yang dapat turut memperkuat peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam periode sepekan kedepan.

MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin, kata Guswanto adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin ini, lanjutnya. Bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pd MJO.

"Sedangkan pada Kelvin skala harian. Sebaliknya, Fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia," jelasnya.

Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia.

Kondisi ini merata di seluruh wilayah Indonesia sebagai berikut:

- Aceh

- Sumatera Utara

- Sumatera Barat

- Kepulauan Riau

- Bengkulu

- Sumatera Selatan

- Kepulauan Bangka Belitung

- Lampung

- Banten

- DKI Jakarta

- Jawa Barat

- Jawa Tengah

- D.I. Yogyakarta

- Jawa Timur

- Bali.

- Nusa Tenggara Barat 

- Nusa Tenggara Timur

- Kalimantan Barat

- Kalimantan Utara

- Kalimantan Timur

- Kalimantan Selatan

- Sulawesi Utara

- Gorontalo

- Sulawesi Barat

- Sulawesi Tengah

- Sulawesi Selatan

- Maluku Utara

- Maluku

- Papua Barat

- Papua

Menurut Guswanto, masyarakat perlu melakukan sejumlah langkah antisipasi seperti memastikan kapasitas dan tata kelola air siap untuk menampung peningkatan curah hujan dan memastikan saluran air dan drainase tidak tersumbat atau lancar.

Baca Juga: Asal Usul Selat Sunda, Daratan Terbelah Akibat Marah Raja kepada Putranya Raden Sundana, Menurut Kisah Legenda

Selain itu, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol.

“Lakukan juga pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang, serta melakukan penghijauan secara lebih masif,”ujarnya.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Twitter @InfoHumasBMKG

Tags

Terkini

Terpopuler