Ingin Punya Kader Kritis Seperti Bung Karno, PDIP Perjuangan Minta BMI Belajar, Dua Tokoh Ini Disebut

10 Februari 2022, 14:29 WIB
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan keinginan partai untuk memiliki kader kritis seperti Bung Karno dan memintaBMI belajar dari dua tokoh yang disebutnya. /PDI Perjuangan

KABAR BANTEN-PDI Perjuangan menginginkan kader muda yang kritis seperti Proklamator RI Ir. Soekarno atau Bung Karno Bung Karno.

Sosok kader muda kritis seperti Bung Karno tersebut, sangat diinginkan PDI Perjuangan untuk berjuang dalam politik demi memastikan kebijakan negara yang membebaskan rakyat dari berbagai persoalannya.

Keinginan PDI Perjuangan untuk memiliki kader muda yang kritis seperti Bung Karno tersbeut disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Basuki Tjahaja Purnama.

Keinginan memiliki kader muda kritis seperti Bung Karno itu disampaikan dalam webinar bertema “Membangun Generasi Gotong Royong Dalam Semangat Kebhinekaan” yang digelar Banteng Muda Indonesia (BMI), Rabu, 9 Februari 2022.

Hasto mengingatkan kader muda BMI untuk melaksanakan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengenai tujuan dalam berpolitik.

Baca Juga: 5 Partai Bergabung dengan PDI, Sejarah Lahirnya PDI Perjuangan Pimpinan Megawati, Peristiwa 10 Januari 1973

“Ibu Megawati memberikan pesan bahwa berpolitik itu sederhana,” kata Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dikutip darilaman resmi PDI Perjuangan.

Menurut Megawati, kata Hasto, berpolitik itu bagaimana menggalang kekuatan rakyat yang punya cita-cita, punya mimpi, punya harapan, yang mewujudkan dalam dukungan politiknya.

“Dengan kekuasaan politik itu, kita akan mewujudkan kebijakan publik yang bisa membebaskan rakyat dari berbagai persoalannya,” kata Hasto.

Politisi asal Yogyakarta itu meminta para kader muda PDI Perjuangan harus mendorong kebijakan negara agar rakyat mendapat akses dengan mudah.

Anak muda bisa sekolah setinggi-tingginya, hidup layak, mendapatkan sandang, pangan, dan papan, serta harapan hidup yang lebih baik.

Hasto juga meminta kader BMI belajar dari tokoh-tokoh bangsa seperti Bung Karno dan Bung Hatta.

Sebab pada usia 16 tahun, Bung Karno sudah mempunyai cita-cita Indonesia merdeka. Semua itu berawal dari pertanyaan kritis, mengapa Indonesia terjajah pada saat itu.

“Dialetika itu dilakukan saat bertemu dengan Pak Marhaen, kenapa Pak Marhaen ini miskin padahal dia punya lahan, dia punya cangkul, kenapa dia miskin," katanya.

"Dan ada jutaan petani begitu. Jadi anak-anak muda berpikirlah kritis, seperti Bung Karno mempertanyakan suatu hal dan mencari jawaban," ucapnya lagi.

Baca Juga: 2024, PDI Perjuangan Targetkan Kuasai Banten

Selain itu, kata Hasto, PDI Perjuangan juga memiliki sederet nama yang bisa dipelajari. Mulai dari  Basuki Tjahaja Purnama dan Abdullah Azwar Anas. Begitu juga belajar dari sosok di luar partai.

“Rudi Hartono dan Susi Susanti yang mampu menampilkan kekuatan kita dalam bulu tangkis,” katanya.

Belajarlah juga dari mereka yang juara Olimpiade matematika, fisika, belajar dari mereka yang mampu jadi maestro kebudayaan Indonesia. Semuanya dicapai dengan perjuangan. Tanpa perjuangan tidak mungkin mencapai cita-cita,” katanya.

Sementara itu, Basuki Tjahaja menjelaskan ketika menjadi Gubernur Jakarta merasa bahagia meski gaji pejabat negara kecil dibanding menjadi pengusaha.

Pria yang dikenal dengan panggilan Ahok itu bekerja dengan jujur, terpacu oleh motivasi dari berbagai tokoh, utamanya dari Megawati Soekarnoputri.

“Seperti kata Bu Mega, kalau mau menolong rakyat, ya, kami gunakan kekuasaan untuk rakyat. Kami takkan mungkin menggunakan uang kami sendiri, uang kami sendiri takkan mampu menyelesaikan itu,” katanya.

“Pengusaha takkan mampu menolong begitu banyak rakyat. Pengusaha itu uangnya terbatas. Maka harus dengan negara, agar kebijakannya prorakyat,” katanya menambahkan.

Dengan jabatan gubernur, Ahok mengaku dirinya bisa membantu rakyat yang kurang mampu memenuhi kebutuhan harian. Bisa menggratiskan bus untuk rakyat yang menerima gaji minimum.

Ahok juga bisa menyediakan rusun dengan biaya sewa Rp 15 ribu per bulan untuk rakyat yang membutuhkan.

“Dan saya merasakan sukacita sebagai pengusaha, tak sebesar dengan ketika menjadi pejabat yang negara yang bisa melayani dan menolong rakyat. Sukacita menolong rakyat itu tak bisa dikalahkan oleh apa pun usaha sebagai pengusaha,”kata Ahok.

Baca Juga: Sebut Ahok Dapat Jabatan Hasil KKN, Adiknya Ungkap Soal Bisikan, Basuri Tjahaja Purnama : Ini Cerita Lucu

Ketua BMI Mochamad Herviano menutup acara webinar dengan ucapan selamat Imlek dan Hari Pers Nasional, dan menerangkan etnis Tionghoa tidak terpisahkan dari NKRI.

Pada kesempatan itu, BMI juga menggelar aksi sosial berupa pemberian bantuan kepada warga di masa pandemi. Salah satunya adalah bantuan vitamin dan obat-obatan.

"Kami ucapkan selamat Hari Pers Nasional 9 Februari. Bagaimana kawan-kawan pers merupakan pilar keempat demokrasi di Republik Indonesia tercinta ini, teruslah menjadi sinar," ujar Herviano.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: PDI Perjuangan

Tags

Terkini

Terpopuler