3 Puisi Karya Chairil Anwar yang Sering Dibacakan pada Acara Kemerdekaan, Bikin Acara Puncak HUT RI Meriah

9 Agustus 2022, 14:05 WIB
Kumpulan puisi kemerdekaan dari pujangga atau penyair Chairil Anwar. /pixabay.com/Ulrike Mai

KABAR BANTEN - Chairil Anwar merupakan ikon penyair angkatan 45 yang namanya tidak pernah lekang oleh waktu, penyair yang dikenal sebagai binatang jalang ini namanya selalu disebut sebagai penyair yang melampaui zamannya.

Dalam acara panggung kemerdekan, ada puisi-puisi yang sering dibacakan, ada tiga puisi karya Chairil Anwar yang sering dibacakan pada acara kemerdakaan, ini bisa menjadi pilihan mengisi acara puncak kemerdekaan yang akan membuat acara makin penuh semangat.

Tiga puisi karya Chairil Anwar ini seperti menjadi puisi wajib yang dibacakan pada tiap hari kemerdekaan dan lomba membaca puisi.

Dilansir Kabar Banten dari kumpulan puisi karya Chairil Anwar, berikut tiga puisi karya Chairil Anwar yang sering dibacakan pada acara kemerdakaan yang bisa menjadi pilihan mengisi acara puncak kemerdekaan dan membuat acara makin penuh semangat:

Karawang Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Karawang Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda
Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang Bekasi

***

Diponegoro

Di masa pembangunan ini…
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api..

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali….
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati…

Maju…

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu….

Sekali berarti
Sudah itu mati….

Maju…

Bagimu Negeri
Menyediakan api….

Punah di atas menghamba…
Binasa di atas ditindas…
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai…
Jika hidup harus merasai…

Maju…
Serbu…
Serang…
Terjang…

Februari 1943

***

Aku

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Demikian tiga puisi karya Chairil Anwar yang sering dibacakan pada acara kemerdakaan yang bisa menjadi pilihan mengisi acara puncak kemerdekaan dan membuat acara makin penuh semangat. Semoga perayaan hari kemerdekaan makin seru dengan membaca puisi.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar

Tags

Terkini

Terpopuler