KABAR BANTEN – Pemprov Banten dukung pengajuan pendiri Mathlaul Anwar atau MA KH Raden Mas Abdurahman Saleh menjadi Pahlawan Nasional.
Dukungan pengajuan pendiri Mathlaul Anwar KH Raden Mas Abdurahman Saleh menjadi Pahlawan Nasional tersebut diungkap Al Muktabar usai menghadiri Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Mathlaul Anwar di Gedung Nusantara IV DPR/MPR RI, Jakarta, Minggu 29 Januari 2023.
Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengungkapkan, dirinya telah menandatangani usulan pengajuan KH Raden Mas Abdurahman Saleh menjadi Pahlawan Nasional tersebut.
"Mathlaul Anwar telah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Tokoh-tokohnya berkontribusi besar dalam pembangunan Indonesia," kata Al Muktabar.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah profil singkat KH Raden Mas Abdurahman Saleh:
KH Raden Mas Abdurahman Seleh bin Jamal al-Janakawi lahir di kampung Janaka, Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten tahun 1875. Meninggal pada 27 Sya’ban 1363 Hijriyah bertepatan dengan 16 Agustus 1944.
Pada 10 Ramadan 1334 Hijriah atau 10 Juli 1916, KH Raden Mas Abdurahman Saleh mendirikan Mathlaul Anwar bersama rekannya KH E Mohamad Yasin dan KH Tb Mohamad Sholeh dibantu sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di daerah Menes.
Mathlaul Anwar didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding Nahdlatul Ulama (NU). Muhammadiyah didirikan pada 18 Nopember 1912 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan dan NU pada 31 Januari 1926 di Surabaya oleh KH Hasyim Asy’ari.
Kini dalam usianya yang mencapai 103 tahun Mathlaul Anwar telah memiliki pengurus wilayah di 30 provinsi, 63 perguruan, dan ribuan madrasah di seluruh Indonesia, bahkan telah memiliki perguruan tinggi, yakni Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA). UNMA saat ini merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Banten.
Informasi yang dihimpun, pengajuan KH Raden Mas Abdurahman Saleh menjadi Pahlawan Nasional sendiri sebelumnya dilakukan PW Mathlaul Anwar Kalimantan Barat dengan menggelar Seminar usulan calon Pahlawan Nasional KH Raden Mas Abdurahman Saleh di Pontianak, Desember 2019 lalu.
Hal itu disebutkan sebagai salah satu persyaratan yang ditentukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK).***