Hujan Ekstrem Mengguyur Sejumlah Wilayah di Indonesia, Kapan Akan Berakhir? Ini Prediksi BMKG

- 7 Februari 2021, 21:08 WIB
Ilustrasi hujan ekstrem
Ilustrasi hujan ekstrem /M Hashemi Rafsanjani/Kabar Banten

KABAR BANTEN – Kondisi cuaca buruk berupa hujan ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia.  Hal itu berdampak pada banjir dan longsor.

Pihak Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) setiap hari menyampaikan peringatan dini cuaca seperti hujan ekstrem yang diprediksi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kejadian hujan ekstrem yang melanda Kota Semarang yang berdampak banjir mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Analisa BMKG juga menyebut faktor terjadinya banjir karena hujan ekstrem yang terjadi di ibukota Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Baca Juga : BMKG Rilis Potensi Cuaca Buruk, Warga di 5 Kecamatan di Kabupaten Lebak Ini Diminta Waspada

Di Banten, sejumlah daerah seperti Lebak, Pandeglang,  dan wilayah Tangerang raya dalam tiga hari ini juga diperingatkan BKMG untuk waspada hujan ekstrem.

Terhadap peringatan BMKG ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak,  mewaspadai banjir rob dan kecelakaan laut di Lebak bagian selatan. 

Berdasarkan prediksi yang disampaikan BMKG, kecepatan angin berkisar 4-20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya Baral Laut dengan kecepatan angin berkisar 4-27 knot.

Baca Juga : BMKG Sudah Memprediksi Sebelumnya, Menteri PUPR Ungkap Penyebabnya, Waspada!Luapan di Dua Sungai Ini

Termasuk perairan di Lebak selatan meliputi pesisir pantai Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah dan Kecamatan Cilograng.

"Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Terutama perahu nelayan karena kecepatan angin lebih dai 15 knot," demikian imbauan BPBD Lebak melalui akun Instagram @bpbd.lebak, Minggu, 7 Februari 2021.

Lantas kapan hujan ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia berakhir?

Baca Juga : BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca : Waspada Hujan Lebat Lima Wilayah di Banten Dua Hari ke Depan

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan fenomena La Nina yang saat ini juga masih aktif dengan Indeks moderat yang mengarah ke kondisi lemah dan diprediksi menjadi normal pada bulan Mei 2021.

“Kami memprediksi peningkatan curah hujan bulan Januari hingga Maret 2021 dapat mencapai 40-80% dari normalnya," kata  Dwikorita saat menjadi pembicara dalam kegiatan Webinar MNC News Let's Talk dengan tema "Waspada Cuaca Ekstrem di Sektor Transportasi", Selasa  2 Februari 2021 seperti dikutip KabarBanten.com dari laman resmi BMKG.

Dwikorita menjelaskan, saat ini di wilayah Indonesia mengalami beberapa fenomena cuaca yang terjadi secara bersamaan.

Baca Juga : BMKG: Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Sebagian Wilayah Banten

Ia menjelaskan adanya Monsoon Asia serta Daerah Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) atau Zona Pertemuan Angin dari arah Asia dan dari arah Australia yang memperlihatkan anomali yang mengarah pada penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia.

Dwikorita menjelaskan fenomena MJO yang merupakan pergerakan kumpulan awan-awan hujan dari Samudera Hindia sebelah Timur Afrika yang saat ini sedang melintasi wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik, juga berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.

Menurut dia, kombinasi antara MJO, gelombang Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency di wilayah dan periode yang sama yakni di Laut China Selatan, Samudera Pasifik utara Papua, Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan NTT, sebagian besar Jawa, Bali, NTT bagian barat, Laut Bali, Laut Sumbawa, mampu meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut.***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah