Network
KABAR BANTEN – Laporan kasus dugaan radikalisme Din Syamsuddin, yang merupakan mantan Ketua Umum Muhammadiyah tak berhenti menuai kecaman. Pihak pelapor kini yang dianggap sebagai pihak yang radikal dan intoleran.
Ketua MUI Cholil Nafis, salah satunya yang berkomentar keras dan menyerang balik pelapor. Pengasuh Pesantren Cendikia Amanah itu, menganggap pelapor justru yang radikal dan intoleran terhadap perbedaan.
Menurut Dosen UIN Syarif Hidayatullah ini, kata radikal dan intoleran kini menjadi senjata untuk membungkam dan menyudutkan orang yang tidak disukai. Hal itu dikatakannya dalam akun twitternya @cholilnafis, menjawab komentar netizen yang lama-lama dirinya juga bakal disebut radikal.
Ia. Akhirnya kata radikal dan intoleran itu jadi senjata utk membungkam dan menyudutkan orang yg tak disukai. Padahal ya pelapor itulah yg radikal dan intoran terhadap perbedaan.
.
Itulah pentingnya mengetahui mana wilayah perbedaan dan wilayah perpecahan. https://t.co/upxztWBHtz— cholil nafis (@cholilnafis) February 13, 2021
“Ia. Akhirnya kata radikal dan intoleran itu jadi senjata utk membungkam dan menyudutkan orang yg tak disukai. Padahal ya pelapor itulah yg radikal dan intoleran terhadap perbedaan. . Itulah pentingnya mengetahui mana wilayah perbedaan dan wilayah perpecahan,” tulisnya dalam akun twitter @cholilnafis.
Sebelumnya, akun @DidingNurislam mengomentari postingan Cohlil Nafis yang sudah aktif mentweet di medsos pagi hari. “lama lama kyai @cholilnafis juga mereka sebut radikal..dimulai dari HRS…sya yg tukang azandimuholah lama lama juga bakal dibilang intoleran…subu subuh ko udah “koar2”,” katanya.
lama lama kyai @cholilnafis juga mereka sebut radikal..
dimulai dari HRS... saya yg tukang azan dimusholah lama lama juga bakal dibilang intoleran...
subuh subuh ko udah "koar2"— Diding (@DidingNurislam) February 13, 2021
Postingan Cholil Nafis juga mendapat like dari politisi Partai Gerindra Fadli Zon. Dalam postingan sebelumnya, Fadli Zon menyatakan sangat mengenal Din Syamsuddin sejak lama dan pernah menjadi bosnya.
“Sy kenal Bang Din Syamsuddin sejak 1990 ketika Ketum Pemuda Muhammadiyah. Pernah jd boss y di CPDS, mengenalkan sy pd P @prabowo awal 1990an. Ia lama aktif pimpin Asian Conference on Religion n Peace (ACRP). Radikal?kasihan yg menuduhnya krn terlalu terbatas pengetahuannya,” tulis @fadlizon.***
