Waspada Bahaya Gempa Besar Termasuk di Banten, Kepala BMKG Ungkap Intensitas Kegempaan Meningkat

- 19 Februari 2021, 11:38 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi /Kabar Banten

KABAR BANTEN – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat tetap mewaspadai potensi dan risiko terjadinya gempa besar dengan mempersiapkan jalur mitigasi ke daerah yang dianggap aman, terutama yang berada di ketinggian.

"Pada dasarnya, gempa bumi tidak bisa diprediksi. Namun kita bisa memperkirakan zona-zonanya, mana yang harus diwaspadai," kata Dwikorita, saat kunjungan kerja di Pacitan, seperti dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari Antara Kamis 18 Februari 2031.

Dia mengatakan, kegempaan yang puluhan kali melanda berbagai daerah di Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun Sumatera dan daerah-daerah di Indonesia timur sejak sebulan terakhir, bisa jadi pertanda yang harus diwaspadai.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Bayah Lebak, Wilayah Rawan Gempa Penuh Misteri, Diambil dari Kata Paru Tempat Bernafas

Dia mengatakan, intensitas kegempaan meningkat. Ia menyebut Banten sebagai salah satu yang berpotensi gempa.

"Selama kurun Januari saja, terjadi 85 kali kejadian kegempaan yang tersebar mulai dari Aceh, Nias, Bengkulu, dan Lampung. Gempa juga melanda daerah pesisir selatan Pulau Jawa, mulai dari Banten, Jabar, dan Jateng. Di bagian timur peningkatan kegempaan juga melanda Lombok, Sumbawa, Sumba, hingga Sulawesi, mulai dari Sulbar, Sulteng, Gorontalo, hingga Laut Maluku," ujarnya.

Belajar dari sejumlah kejadian gempa di Tanah Air, guncangan besar tidak terjadi tiba-tiba. Sikap waspada selanjutnya bisa diwujudkan dengan aktif melakukan pemantauan lapangan.

Baca Juga: Inilah Tiga Titik Langganan Gempa di Banten, Struktur Paling Aktif di Zona Megathrust

Jalur mitigasi dipersiapkan, rute terpendek ke daerah aman harus dibuat sejak dini supaya proses penyelamatan atau evakuasi warga lebih mudah.

"Nah, kita lihat jarak dari pantai ke bukit terdekat itu sekian kilometer. Padahal 'golden time'-nya hanya 20 menit. Ini yang dikatakan membuat mitigasi tadi,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x