KABAR BANTEN - Fenomena yang terjadi di perairan Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu munculnya semacam pulau baru dengan ukuran kecil pasca terjadi Badai Tropis Seroja.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami pada BMKG Daryono melalui akun medsos Facebook Daryono BMKG, menyatakan, pulau baru tersebut diduga kuat adalah fenomena littoral drift atau longshore drift.
“Fenomena munculnya pulau baru terjadi akibat adanya arus laut di sepanjang pantai yang dapat mengangkut material sedimen-sedimen dangkal dari pasir atau material lainnya usai dilanda Badai Tropis seroja," ujarnya.
"Adanya aliran dangkal yang membentuk hanyutan bahan rombakan ini memungkinkan terjadinya pengendapan material yang kemudian mengumpul dan terkonsentrasi di sutu lokasi hingga membentuk semacam pulau baru yang memanjang,” lanjut Daryono, Senin, 19 April 2021.
Dia mengatakan, peristiwa terjangan Badai Tropis Seroja yang terjadi beberapa waktu lalu, tentu mampu membangkitkan gelombang laut yang memiliki daya angkut material sangat signifikan hingga memungkinkan material tersebut terendapkan di suatu lokasi hingga membentuk pulau baru.
“Namun demikian pulau ini tidak akan bersifat permanen karena suatu saat dinamika laut akan menyebabkan terjadi abrasi hingga menjadikannya dasar laut lagi. Fenomena timbul dan tenggelam permukaan pulau pasir ini merupakan hal biasa,” ujar Daryono.
Pasca Badai Tropis Seroja menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu, muncul pulau baru di wilayah Dusun Sai, Desa Tolama, Kecamatan loaholu dengan luas setidaknya 152 kaki.
Kemunculan pulau baru tersebut mendadak viral dan sempat membuat geger warga sekitar. Jarak pulau tersebut sekitar 100 meteri dari tepi pantai dan tampak berbentuk memanjang serta gundukan pasir dan batu karang.***