Menanggapi hal tersebut, pihak Mendikbud membuka suara melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid.
"Inti beredarnya protes dari kalangan yang menuding Kemendikbud atas penghilangan jejak tokoh pendiri NU, Hadratus Syech Hasyim Asyari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I," kata Hilmar dari portal kemendikbud.go.id.
“Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan,” ujarnya menambahkan.
Hilmar yang juga dikenal sebagai sejarawan melengkapi pernyataannya dengan fakta.
“Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri,” tuturnya.
Baca Juga: Tokoh Adat Suku Baduy Menangis, Gurandil Rusak Kawasan Gunung Liman
Meluruskan tudingan yang dimaksud kalangan tersebut, Hilmar menjelaskan bahwa buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi.
Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (soft copy) naskah yang masih perlu penyempurnaan.
"Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," ucapnya.