Cara Menentukan Zona Risiko Covid-19, Terdiri Atas 14 Variabel, Ini Indikator yang Dihitung

- 22 Juli 2021, 07:02 WIB
Ilustrasi Peta sebaran Covid-19 di Banten.
Ilustrasi Peta sebaran Covid-19 di Banten. /Dok. Dinkes Banten

KABAR BANTEN - Belakangan ini, masyarakat sudah familiar dengan istilah zona merah, oranye, kuning, dan hijau atau risiko risiko dalam peta sebaran Covid-19, di Indonesia, termasuk Banten.

Dalam peta sebaran Covid-19 tersebut, ternyata ada tiga indikator dan 14 subindikator dalam memilih zona risiko warna merah, oranye, kuning, dan hijau.

Menentukan zona risiko warna merah, oranye, kuning, dan hijau, sangat penting untuk menetapkan tingkat kewaspadaan suatu daerah.

Baca Juga: Zona Merah, Ratusan ASN Pemkot Cilegon Terpapar Covid-19, Sejumlah Kantor OPD 'Lockdown'

Menentukan zona risiko dalam indikator peta sebaran Covid-19 tersebut, diisi dengan data yang diperoleh dari kegiatan surveilans.

Data yang diambil, meliputi tracing, tracking, dan testing, hingga akhirnya muncul angka-angka zonasi atau zona risiko. 

Misalnya, ada variabel tentang berapa yang positif satu minggu ini, berapa yang suspek, berapa yang meninggal, berapa yang berhasil, berapa sampel yang diambil dalam seminggu, dan berapa angka laju insiden.

Secara keseluruhan, ada 14 variabel yang ketika dikompositkan merupakan agregat, sehingga muncul angka-angka zonasi atau zona risiko.

Ketika angka zonasi atau zona risiko sudah ada, baru bisa menetukan warna atau level kewaspadaan suatu daerah.

Baca Juga: 514 Orang Meninggal Akibat Covid-19 Selama PPKM Darurat di Banten

Untuk kategori zona merah, saat angkanya kurang dari 1.9. Kemudian zona oranye, saat skornya berada di angka 1.9 sampai 2.4, dan zona kuning saat skornya 2.4 ke atas. 

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari covid19.go.id, peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.

Indikator-indikator yang digunakan:

Indikator Epidemiologi:

1) Penurunan jumlah kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak

2) Jumlah kasus aktif pada pekan terakhir kecil atau tidak ada

3) Penurunan jumlah meninggal kasus positif pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persendari puncak

4) Penurunan jumlah meninggal kasus suspek pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak

5) Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak

6) Penurunan jumlah kasus suspek yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar lebih besar dari 50 persen dari puncak

7) Persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif

8) Insiden Kumulatif kasus positif per 100,000 penduduk

9) Kecepatan Laju Insidensi (perubahan insiden kumulatif) per 100,000 penduduk

10) Mortality rate (angka kematian) kasus positif per 100,000 penduduk

 

Indikator Surveilans Kesehatan Masyarakat

1) Jumlah pemeriksaan sampel diagnosis mengikuti standar WHO (1 orang diperiksa per 1,000 penduduk per minggu) pada level provinsi

2) Positivity rate rendah (target ≤5% sampel diagnosis positif dari seluruh kasus yang diperiksa) - merujuk pada angka provinsi

 

Indikator Pelayanan Kesehatan

1) Rata-rata angka keterpakaian TT Isolasi (persentase BOR TT Isolasi) dalam 1 minggu terakhir pada RS Rujukan Covdi-19 cukup untuk menampung pasien Covid-19 di wilayah tsb.

2) Rata-rata angka keterpakaian TT Intensif (persentase BOR TT Intensif) dalam 1 minggu terakhir pada RS Rujukan COVID-19 cukup untuk menampung pasien COVID-19 di wilayah tsb.

 

 Sumber data

- Data kasus positif dan pemeriksaan laboratorium berdasarkan data surveilans Kementerian Kesehatan

- Data kapasitas pelayanan RS didapatkan berdasarkan data RS Online di bawah koordinasi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan

- Seluruh data dikirimkan oleh Pusdatin Kementerian Kesehatan kepada Satgas Penanganan COVID-19.

Baca Juga: Pemetaan Status Zona Risiko di Banten Berbasis RT, Diklaim Lebih Ketat Dibanding PPKM Jawa-Bali

Kategori Zona Risko

Setiap indikator (indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan) diberikan skoring dan pembobotan lalu dijumlahkan. Hasil perhitungan dikategorisasi menjadi 4 zona risiko yaitu :

- Zona Risiko Tinggi : 0 - 1.80

- Zona Risiko Sedang : 1.81 - 2.40

- Zona Risiko Rendah : 2.41 - 3.0

- Zona Tidak Terdampak : Tidak tercatat kasus Covid-19 positif

- Zona Tidak Ada Kasus : Pernah ada kasus di wilayah tersebut namun tidak ada penambahan kasus baru dalam 4 minggu terakhir & angka kesembuhan di atas 95 persen.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x