Network
KABAR BANTEN- Banyak orangtua zaman dulu menyampaikan, bahwa ketika duduk di depan pintu bisa bikin sakit, susah rezeki, hingga sulit mendapatkan jodoh. Benar nggak sih?
Dikutip Kabar Banten dari Kanal Youtube Al Bahjah TV, Buya Yahya mengatakan, duduk di depan pintu bikin susah dapat jodoh adalah cerita orangtua zaman dulu.
“Maksudnya adalah jangan duduk di depan pintu, itu menghalangi jalan keluar masuk. Hanya saja kata-kata tambahan sulit mendapatkan jodoh, supaya yang duduk di depan pintu bisa menghindar,” kata Buya Yahya.
Baca Juga: 12 Benda di Rumah Penghambat Hoki dan Bikin Rezeki Seret Menurut Primbon Jawa
Dia mengatakan, mitos seperti itu sengaja dibuat agar orang tidak dengan sengaja duduk di depan pintu.
Karena seperti yang kita ketahui duduk di depan pintu bisa menghalangi jalan bagi orang yang ingin keluar masuk rumah.
“Orangtua sepuh dulu banyak yang bikin seperti itu,namanya bisa pamali, sirian dan lainnya. Yang penting kita tidak boleh meyakini dengan keyakinan. Karena sudah jelas, jodoh, rezeki dan pati di tangan Allah,” ujarnya.
Buya menyatakan, ada lagi yang mengatakan, duduk di depan pintu bikin seret rezeki. Sama seperti sebelumnya, mitos ini aneh dan tidak masuk akal.
“Kalau dikaitkan dengan tujuan orang datang kemudian memberi kabar baik, apakah akan memberi pekerjaan, kemudian dihalangi, mungkin itu maksud orangtua. Karena kita sendiri tidak tahu tujuan dari orang yang datang tersebut kepada kita seperti apa,” tuturnya.
Ada lagi mitos di masyarakat, kalau anak perempuan menyapu tidak bersih, bakal punya suami berewokan.
Akhirnya, kata Buya, karena perempuan ingin punya suami berewok, kegiatan menyapu yang dilakukan tidak bersih, sampahnya masih kelihatan.
“Dia pengen punya suami brewok, nyapunya nggak bersih. Nggak ada yang begitu-begituan. Ini hanya cerita-cerita di kampung saja,” ucap Buya Yahya.
Baca Juga: Orang Tua Ikut Campur, Rumah Tangga Hancur, Ini Kata Buya Yahya
Kemudian ada lagi wanita hamil tidak boleh duduk depan pintu, jika nekat maka persalinannya akan mengalami kesulitan.
“Itu adalah bahasa orang sepuh yang menasehati dengan sederhana.Nggak usah diperdalam maknanya, biasa saja,” kata Buya.
“Kalau segala sesuatu itu, asalkan tidak dibarengi dengan keyakinan dan masih ada sisi aman. Hal itu diperbolehkan. Kebiasaan orang tua itu, jangan semuanya ditolak, asal tidak bertentangan dengan syariat Islam, biarkan saja,” ucap Buya Yahya.***
