KABAR BANTEN-Bagiamana dampak erupsi gunung api Tonga terhadap Indonesia, telah disampaikan Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno.
Peristiwa erupsi gunung api bawah laut di Tonga yang yang berada di barat daya Samudra Pasifik, telah terjadi pada Sabtu, 15 Januari 2021, membuat dampaknya sangat luas dan memunculkan kekhawatiran berdampak terhadap Indonesia.
Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) sebelumnya menyampaikan bahwa erupsi gunung api bawah laut di Tonga berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Tonga, Papua Nugini, dan Australia.
Menurut hasil observasi muka laut yang dilakukan oleh PTWC, letusan gunung api tersebut menimbulkan tsunami setinggi 67 cm di Twofold Bay, Australia.
Bahkan dilaporkan telah memicu tsunami setinggi 20 cm di Lombrum Manus Island, Papua Nugini, pada hari yang sama pukul 20.00 WIB.
Gunung api Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai di Tonga rutin mengalami erupsi dalam beberapa dekade terakhir. Akan tetapi, letusannya pada Sabtu, 15 Januari 2021, sangat keras.
Setelah letusan gunu api tersebut, beredar foto di media sosial yang memperlihatkan gelombang air laut menghantam rumah-rumah.
Kemungkinan kemunculan tsunami dipantau di ibu kota negara Tonga, Nuku'alofa, dan ibu kota teritori Samoa Amerika.
Letusan terjadi pada Sabtu pukul 04.10 GMT (11.00 WIB) di gunung berapi bawah laut, Hunga Tonga-Hunga Ha'apai.
Tepatnya berada sekitar 65 kilometer sebelah utara Nuku'alofa dan menimbulkan tsunami dengan ketinggian 1,2 meter, kata Badan Meteorologi Australia.
Badan tersebut mengatakan pihaknya terus memantau keadaan namun tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan pada daratan, pulau-pulau, dan wilayah Australia.