Berapa Lama Boleh Gunakan Pengeras Suara di Masjid dan Musala? Ini Batasan Waktu Sesuai Edaran Menag

- 21 Februari 2022, 18:42 WIB
Menag menerbitkan surat edaran mengenai pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala. Foto Masjid Raya Albantani.
Menag menerbitkan surat edaran mengenai pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala. Foto Masjid Raya Albantani. /Kabar Banten/Maksuni Husen/

KABAR BANTEN – Pemerintah melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas resmi menerbitkan surat  edaran yang mengatur penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.

Dalam surat edaran Menteri Agama No SE 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala, dijelaskan sejumlah aturan, termasuk durasi  boleh menggunakan pengeras suara di masjid dan musala.

Dalam  SE Menag tersebut diatur penggunaan pengeras suara di masjid dan musala. Yakni untuk waktu Salat Subuh, pengeras suara luar boleh digunakan sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur'an atau selawat/tarhim. Durasi waktunya dibatasi paling lama 10 menit.

Baca Juga: Renovasi Masjid Dilakukan Orang Berbeda, Apa Pahala Terputus ke yang Pertama Membangun? Kata Buya Yahya Begini

Selain Salat Subuh,  pengeras suara luar juga bisa digunakan sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar. Untuk empat waktu salat ini, dibatasi durasi waktunya hanya 5 menit.

Sedangkan khsuus hari Jumat, pengeras suara luar juga bisa digunakan  sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar. Untuk durasi waktu dibatasi paling lama 10 menit.

Baca Juga: Resmikan Masjid Al Iman Ciceri, Wali Kota Serang Serahkan Donasi Rp5 Juta

Dalam siaran pers, Menag Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan penggunaan pengeras suara di masjid dan musala merupakan kebutuhan bagi umat Islam sebagai salah satu media syiar Islam di tengah masyarakat.

Pada saat yang bersamaan, kata dia, masyarakat Indonesia juga beragam, baik agama, keyakinan, latar belakang, dan lainnya. Sehingga, diperlukan upaya untuk merawat persaudaraan dan harmoni sosial.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah