Pada RAPBN 2023, DPR dan Pemerintah Diminta Tambah Anggaran Perlindungan Sosial

- 20 Mei 2022, 18:30 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani komitmen mengawal pembahasan RAPBN 2023 untuk kemakmuran rakyat..
Ketua DPR RI Puan Maharani komitmen mengawal pembahasan RAPBN 2023 untuk kemakmuran rakyat.. /DOK DPR RI

KABAR BANTEN - Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan komitmen mengawal pembahasan anggaran negara atau RAPBN 2023 agar dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Namun demikian, menurut Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira, DPR dan Pemerintah diminta menambah alokasi anggaran perlindungan sosial dalam RAPBN 2023.

Alasannya karena tahun 2023 tekanan ekonomi akan jauh lebih kompleks sehingga RAPBN 2023 perlu memasukkan penambahan alokasi anggaran perlindungan sosial.

Baca Juga: Puan: RAPBN 2023 Dirancang untuk Percepat Pemulihan Ekonomi dan Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

Permasalahan kompleks terkait tekanan ekonomi tersebut misalnya adanya kenaikan tingkat suku bunga, sektor-sektor yang belum pulih akibat pandemi, dan terbatasnya lapangan pekerjaan.

Dengan tekanan seperti ini, pemerintah diminta bijak dalam mengelola anggaran.

“Dibanding fokus pada pembangunan IKN, lebih baik menambah anggaran perlindungan sosial. Apalagi indonesia ini salah satu negara di ASEAN yang anggaran perlindungan sosial terhadap PDB relatif kecil,” tutur Bhima Jumat 20 Mei 2022.

Baca Juga: Puan Minta Pemerintah Gerak Cepat Tangani Penyebaran PMK Demi Kelancaran Rantai Pasok Daging Saat Idul Adha

Pemerintah pada tahun depan sumbangsih APBN untuk dana perlindungan sosial (Parlinsos) maksimal sebesar Rp349 triliun. Angka itu turun dari alokasi anggaran tahun ini yang sebesar Rp427,5 triliun.

“Tentunya melihat dari inflasi makro RAPBN 2023 inflasi masih berkisar 4%, tentunya tahun depan masih ada tekanan stabilitas harga pangan dan energi. juga asumsi minyak mentah 80-100 dollar per barrel artinya masih ada resiko tekanan daya beli bagi masyarakat menengah bawah, dan ini harusnya ini direspon dengan penambahan dari anggaran perlindungan sosial,” kata Bhima.

Sebelumnya, Puan Maharani menuturkan DPR berkomitmen untuk mengawal pembahasan anggaran negara agar dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Baca Juga: Pemerintah Bolehkan Masyarakat Lepas Masker, Puan: Prokes Harus Jadi Patokan dalam Beraktivitas

"Kebijakan fiskal tahun anggaran 2023 yang difokuskan pada peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan kami harapkan tetap berpijak pada kepentingan masyarakat, terutama rakyat kecil,” kata Puan usai Rapat Paripurna DPR.

Sementara itu, Pengamat politik anggaran Uchok Sky Khadafi mengungkapkan bahwa indonesia sudah tidak bisa lagi mengandalkan pemasukan dari sektor pertambangan di tengah kondisi ketidakpastian global.

Saat ini, dunia fokus pada persoalan energi dan pangan. Hal itu menjadikan penerimaan negara menjadi tidak selapang sebelumnya.

Baca Juga: Puan Soroti Kasus Hepatitis Akut, APBN 2023 hingga Pemulihan Ekonomi Nasional saat Pembukaan Masa Sidang V DPR

"Ini artinya APBN kita, kelihatannya, fiskalnya itu sempit. Penerimaannya sempit. Tapi belanja itu akan tinggi," tegasnya.

Uchok juga menyarankan agar menghentikan pembangunan yang tidak begitu krusial.

Sebaliknya, negara harus fokus pada belanja gaji pegawai dan membiayai program untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Puan Minta Pelaku Penculikan Anak di Bogor Dijerat Dua UU

"Pembangunan yang tidak penting disetop dulu. Sekarang negara itu adalah bagaimana fokus untuk gaji pegawai sama untuk program atau proyek pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat, UMKM," tegasnya.

Uchok juga menyatakan hal itu penting dilakukan untuk menjaga stabilitas sosial.

"Iya jadi harus ditelusuri dulu anggaran-anggaran yang tidak penting, nanti sisanya untuk subsidi energi dan gaji pegawai. Mengapa harus disubsidi? Karena rakyatnya jangan anarkis," tandasnya.***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah