Kepala BKKBN: Anak Stunting Dipengaruhi Orangtua Perempuan, Calon Pengantin Jadi Sasaran Pencegahan dari Hulu

- 6 Juli 2023, 13:15 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam kegiatan Kelas Pranikah dan Pemeriksaan Kesehatan bagi Calon Pengantin (Perisa Catin) anggota TNI/Polri yang digelar BKKBN dalam rangkaian Harganas 2023 dan pencegahan stunting, di salah satu hotel di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu 5 Juli 2023.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam kegiatan Kelas Pranikah dan Pemeriksaan Kesehatan bagi Calon Pengantin (Perisa Catin) anggota TNI/Polri yang digelar BKKBN dalam rangkaian Harganas 2023 dan pencegahan stunting, di salah satu hotel di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu 5 Juli 2023. /Dokumen BKKBN

KABAR BANTEN - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa kajian ilmiah kedokteran menunjukkan bahwa kelahiran anak stunting sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik sang ibu. Perempuan yang menderita anemia berisiko tinggi melahirkan bayi stunting.

“Hasil berbagai kajian menunjukkan bahwa kejadian stunting dipengaruhi oleh faktor orangtua, terutama sang ibu seperti usia terlalu muda, anemia dan kekurangan energi kronis, yang dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Lengan Atas. Perempuan yang hamil di usia muda memiliki potensi yang tinggi melahirkan anak yang stunting. Begitupun perempuan yang hamil dalam kondisi anemia dan kekurangan energi kronis,” kata Hasto Wardoyo dalam kegiatan Kelas Pranikah dan Pemeriksaan Kesehatan bagi Calon Pengantin (Perisa Catin) anggota TNI/Polri yang digelar BKKBN dalam rangkaian Harganas 2023 di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu 5 Juli 2023.

Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa Hari Keluarga Nasional atau Harganas 2023 menjadi momentum tepat dalam penguatan komitmen bersama bagi seluruh lapisan masyarakat dalam upaya penguatan peran keluarga dalam percepatan penurunan stunting.

Menurut dia, sangat perlu meningkatkan pemahaman remaja yang mendapatkan informasi tentang penyiapan kehidupan berkeluarga dan dalam pencegahan stunting.

Calon pengantin merupakan sasaran strategis dalam upaya pencegahan stunting dari hulu yang perlu mendapat penguatan pemahaman, kesadaran dan perilaku yang positif sehingga menikah di usia yang ideal, memiliki status gizi dan kesehatan yang ideal dan tidak anemia.

“Keberadaan calon pengantin menjadi semakin strategis karena dapat berkontribusi pada upaya percepatan penurunan stunting,” ujar Hasto Wardoyo.

Baca Juga: Temu Mupen Jawara Pelayanan KIE KB Harganas 2023, BKKBN Banten Raih Penghargaan Pelayanan KB MKJP Terbanyak

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa Kementerian Agama sedang menggalakan program Bimbingan Perkawinan bagi calon pengantin sebagai amunisi memperkuat ketahanan keluarga untuk mewujudkan ketahanan bangsa.

Bimbingan Perkawinan bagi calon pengantin (Bimwin Catin) tidak hanya menjadi program Kementerian Agama semata, namun menjadi program nasional yang didukung oleh kementerian/lembaga terkait.

Pada tahun 2020, kata dia, telah ditandatangani Kesepakatan Bersama antara Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan BKKBN tentang pelaksanaan Bimbingan Perkawinan bagi calon pengantin dalam rangka penguatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesepakatan tiga pimpinan kementerian/lembaga ini, juga telah diikuti dengan perjanjian kerjasama oleh unit pelaksana teknis terkait, dalam hal ini telah ditandatangani Perjanjian Kerjasama antara Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama dengan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan.

Demikian pula, untuk bersama-sama menyiapkan Generasi Berkualitas, Kementerian Agama dan BKKBN secara khusus telah melaunching Aplikasi Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) pada bulan Maret 2022 di Yogyakarta.

Baca Juga: Harganas 2023: Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju, Kepala BKKBN Ungkap Peran Penting Keluarga

Sementara itu, Bidang Kedokteran dan Kesehatan, Polda Provinsi Sumatera Selatan dr. Syamsul Bahar, M.Kes menyampaikan bahwa Polri sudah melakukan program KB Kesehatan yang sudah berlangsung sudah lama sejak jaman ABRI dulu. Lalu terakhir ke program penurunan stunting pun sudah kami lakukan dan menjadi bunda dan bapak asuh anak stunting.

“Sedangkan, untuk calon pengantin kami sudah fasilitasi taraf kesehatan dalam persiapan untuk pernikahan. Kami lakukan screening untuk kesehatan, salah satunya deteksi penyakit menular, sampai pemeriksaan organ reproduksi,” ujar Syamsul.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah