Perlunya Pemerintah Indonesia Memperhatikan Perkembangan AI dan Membuat Regulasi yang Tepat

- 22 September 2023, 17:25 WIB
Ilustrasi terkait artikel Perlunya Pemerintah Indonesia Memperhatikan Perkembangan AI dan Membuat Regulasi yang Tepat
Ilustrasi terkait artikel Perlunya Pemerintah Indonesia Memperhatikan Perkembangan AI dan Membuat Regulasi yang Tepat /Markus Spiske/Unplash

KABAR BANTEN - Saat ini, dunia sedang menyaksikan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan atau AI dan dampaknya di berbagai sektor.

 

 

Pemerintah Indonesia sebaiknya mulai memperhatikan perkembangan kecerdasan buatan atau AI dan segera mengambil langkah-langkah untuk mengatur teknologi ini.

Pada tingkat global, pembicaraan mengenai regulasi kecerdasan buatan atau AI semakin menjadi Fokus Utama.

Di Uni Eropa sebagaimana dikutip melalui Reuters, legislator seperti Brando Benifei sedang memimpin negosiasi untuk menyusun regulasi AI yang relevan. Bagaimana hal ini berkaitan dengan Indonesia?

Perlunya Regulasi AI di Indonesia

Indonesia juga harus mempertimbangkan kebutuhan akan regulasi AI yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Beberapa alasan mengapa regulasi AI penting di Indonesia termasuk:

1. Pemanfaatan yang Meluas:

Penggunaan AI semakin meluas di Indonesia, dari sektor kesehatan hingga keuangan.

Regulasi diperlukan untuk memastikan penggunaan yang aman dan etis.

2. Perlindungan Konsumen:

Regulasi dapat melindungi konsumen dari produk atau layanan AI yang berpotensi merugikan.

Ini penting untuk memastikan bahwa teknologi AI yang digunakan di Indonesia tidak membahayakan masyarakat.

3. Mendorong Inovasi: Regulasi yang jelas dapat memberikan panduan bagi perusahaan teknologi untuk berinovasi dalam kerangka etis.

Hal ini dapat mendukung pertumbuhan startup teknologi di Indonesia.

Pembelajaran dari Uni Eropa

Ketika Uni Eropa menghadapi tantangan seperti pengawasan biometrik dan hak cipta dalam konteks AI, Indonesia dapat memetik pelajaran dari pengalaman mereka.

Pemerintah Indonesia dapat:

1. Membentuk Otoritas Pengawas AI:

Pemerintah dapat mempertimbangkan pembentukan badan pengawas yang bertanggung jawab untuk mengatur penggunaan AI di Indonesia.

2. Kerjasama dengan Pihak Swasta:

Pemerintah dapat berkolaborasi dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan panduan penggunaan AI yang etis dan aman.

3. Pendidikan dan Penyuluhan:

Pemerintah dapat mengedukasi masyarakat tentang AI, termasuk risiko dan manfaatnya.

Negosiasi di Uni Eropa

Brando Benifei, seorang legislator kunci Uni Eropa yang memimpin negosiasi mengenai regulasi AI, telah mengajak negara-negara anggota UE untuk mencari titik tengah dalam beberapa area kunci guna mencapai konsensus dengan eksekutif UE menjelang akhir tahun.

Puncak negosiasi ini mendahului dua putaran diskusi mendatang yang dijadwalkan untuk bulan depan dengan tujuan merampungkan peraturan yang diusulkan oleh Komisi Eropa dua tahun lalu.

Peraturan ini bertujuan untuk menetapkan standar global bagi AI, sebuah teknologi dengan kehadiran yang merata di seluruh industri.

Isu-isu yang paling kontroversial berkaitan dengan pengawasan biometrik dan materi berhak cipta yang digunakan oleh model AI seperti ChatGPT.

1. Pengawasan Biometrik:

Para pembuat kebijakan mendorong untuk melarang sepenuhnya penggunaan AI dalam pengawasan biometrik, tetapi beberapa negara anggota UE, yang dipimpin oleh Prancis, mencari pengecualian untuk kepentingan keamanan nasional, pertahanan, dan militer.

2. Materi Berhak Cipta:

Para pembuat kebijakan ingin peraturan AI mencakup materi berhak cipta yang digunakan oleh perusahaan seperti OpenAI (didukung oleh Microsoft), sedangkan negara-negara anggota UE berpendapat bahwa aturan hak cipta yang ada di dalam blok tersebut sudah memberikan perlindungan yang cukup.

Meskipun beberapa anggota parlemen awalnya mendorong larangan total terhadap biometrik, termasuk pada perangkat seperti ponsel, hal ini tidak dimasukkan ke dalam versi akhir posisi Parlemen, menunjukkan sensitivitas isu tersebut.

Dalam konteks regulasi AI di Indonesia, ada pelajaran berharga yang dapat diambil dari perjuangan Uni Eropa dalam mencapai kesepakatan.

Peran regulasi dalam menghadapi tantangan AI di Indonesia juga sangat penting, mirip dengan apa yang sedang dihadapi oleh Uni Eropa.

Indonesia, seperti yang telah dibahas sebelumnya, harus mempertimbangkan kebutuhan akan regulasi AI yang sesuai dengan perkembangan teknologi.

Perlu ditekankan bahwa regulasi AI bukanlah hambatan untuk kemajuan teknologi, tetapi justru merupakan panduan yang diperlukan untuk memastikan bahwa penggunaan AI di Indonesia adalah aman, etis, dan memberikan perlindungan bagi konsumen.

Dengan regulasi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi teknologi AI sambil tetap menjaga nilai-nilai etika, keamanan, dan perlindungan konsumen.

Hal ini akan membantu Indonesia untuk tetap kompetitif dalam era teknologi yang semakin maju, sekaligus menjaga kepentingan masyarakat dan industri.

Jadi, sementara Uni Eropa sedang berjuang untuk mencapai kesepakatan dalam regulasi AI, Indonesia juga memiliki tanggung jawab untuk mengambil tindakan proaktif dalam mengatur penggunaan AI di dalam negeri.

Dengan demikian, Indonesia dapat memainkan peran yang aktif dalam menghadapi tantangan AI global, sambil menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan masyarakat.***

 

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x