Network
KABAR BANTEN – Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memandang ada dua implikasi politik dampak dari kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia.
“Kalau ditanya apa implikasi politik berkenaan dengan Habis Rizieq pulang ke Indonesia, jangka pendek yang berkenaan penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja dan jangka panjang konstelasi politik di 2024,” kata Burhanuddin saat menjadi narasumber siaran Kabar Petang TV One pada Rabu 4 November 2020.
Di luar itu, kata Burhanuddin, implikasi politik pasca Pilpres 2019 yang besar tidak ada. Menurut dia, kalau dikaitkan dengan momentum elektoral, Pilpres 2019 sudah selesai. Pelantikan Presiden Jokowi juga sudah dilaksanakan 20 Oktober 2019.
Baca Juga : Habib Rizieq Pulang ke Indonesia 9 November, Catat Agendanya
Burhanuddin mengatakan Habib Rizieq dikenal sebagai kekuatan oposisional Jokowi. Mengenai apakah Habib Rizieq punya agenda 20124, kalau dilihat banyak baliho Habib Rizieq sebagai sinyal maju dalam Pilpres 2024 baik sendiri atau dukungan yang lain hal itu sah-sah saja.
Sekretaris Umum FPI Munarman menepis soal spekulasi apakah Habib Rizieq punya agenda politik 2024
“Harus jujur kalau punya agenda politik 2019 itu momentum. Banyak sekali menginginkan masuk ke ranah poltk. Agenda politik jauh dari ambisi politik,” kata Munarman.
Baca Juga : Polri Imbau Penjemput Habib Rizieq Tertib di Bandara Soetta
Sebelumnya diberikan, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang selama ini berada di Arab Saudi direncanakan segera pulang ke Indonesia. Informasi yang berhasil dihimpun, beliau akan pulang pada Senin 9 November 2020.
Salah seorang Presidium Persaudaraan Alumni 212 Kota Cilegon Mohamad Isa mengatakan, berdasarkan pesan berantai yang diterima oleh dirinya dan dari Front TV saluran youtube dikabarkan ia akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat.
