Sejarah Klub Boca Juniors, Tim Paling Sukses di Argentina yang Terinspirasi dari Italia

- 30 Januari 2022, 12:07 WIB
Tampak suasana Stadion markas klub Boca Juniors.
Tampak suasana Stadion markas klub Boca Juniors. /Tangkapan layar /footballhistory.org

Seragam pertama Boca Juniors tidak diragukan lagi terinspirasi oleh tim raksasa Italia, yakni Juventus.

Delapan tahun kemudian, Boca Juniors mulai bermain dengan jersey biru mereka yang terkenal dengan pita kuning horizontal, terinspirasi oleh kapal Swedia Drottning Sophia yang menjadi tamu di pelabuhan Buenos Aires dengan bendera Swedia.

Seragam biru dan kuning diadopsi pada tahun yang sama ketika Boca Juniors menjadi anggota Divisi Primera setelah diperluas dari 6 menjadi 15 tim Argentina.

Butuh waktu enam tahun bagi Boca Juniors untuk memenangkan liga nasional tertinggi, sebab mereka menindaklanjuti kemenangan domestik dengan mengalahkan juara Uruguay di Copa de Competencia Chevallier Boutell (edisi terakhir turnamen yang pernah digelar).

Pada 1939, Eduardo Sanchez Terrero, menikah dengan putri presiden Argentina Agustin Pedro Justo, yang menjadi presiden klub Boca Juniors.

Selama masa kepresidenannya, markas Boca Junior yang diberi nama Estadio Camilo Cichero kemudian dikenal sebagai Estadio Alberto J. Armando, dibangun dan dibuka pada 1940.

Stadion ini lalu dirombak dua kali pada tahun-tahun berikutnya untuk memperluas kapasitasnya, dan setelah tingkat ketiga selesai, stadion ini mendapat julukan La Bombera (Kotak Cokelat dalam bahasa Inggris).

Boca Juniors memenangkan liga teratas empat kali pada 1920-an dan sejak saat itu menjadi klub sepak bola Argentina yang paling dihormati bersama River Plate.

Kendati demikian, Boca Juniors juga dihormati sebagai "Juara Argentina" lima kali melalui Copa Ibarguren (hanya Racing yang menang sebanyak itu), yang merupakan turnamen yang diperebutkan antara pemenang Primera Division dan Liga Rosarina (atau liga Litoral atau Copa Presidente) antara 1913 dan 1958.

Di 1963, Boca Nuniors hampir menjadi tim Argentina pertama yang memenangkan Copa Libertadores.
Mereka mencapai final di sana menghadapi wakil Brazil, Santos yang kuat dipimpin oleh Pele dalam pertandingan dua leg dan kalah 5-3 secara agregasi.

Halaman:

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Football History


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x