"Selain karena masalah ekonomi, pemberontakan mereka karena berkeinginan kembali mendirikan Kesultanan Banten yang sebelummya sempat porak poranda oleh Kolonial. Akhirnya dari kejadian pemberontakan petani Banten itu, banyak terjadi pertumpahan darah, banyak orang ditangkap dan dihukum gantung," katanya.
Pemberontakan petani Banten saat itu dikenal dengan Geger Cilegon.
"Jadi bisa disimpulkan bahwa di kita juga banyak pejuang lokal yang melawan kolonial. Hanya saja memang namanya belum terangkat," katanya.
Baca Juga: Kembangkan Destinasi Wisata Berkelas Internasional, ITI Lirik Geopark Bayah Dome Kabupaten Lebak
Lebih lanjut Siti kembali menjelaskan, terkait novel karya Multatuli yang berisi cerita kekejaman Belanda terhadap pribumi telah mampu membangkitkan rasa nasionalisme.
"Terjadi pemberontakan dimana - mana melawan kekejaman Kolonialisme," katanya.
Ia mengatakan, sepak terjang Multatuli inilah yang sampai saat ini masih banyak dicari banyak orang. Mereka ingin mengetahui lebih jelas dan kebenaran sejarah Multatuli.
Baca Juga: Drama Korea Oh My Ghost dan Come Back Mister Tayang di NET TV
"Bisa disimpulkan, kalau wisatawan dari Jabodetabek dan luar negeri lebih banyak mencari tahu seputar multatuli. Sedangkan kalau wisatawan lokal lebih banyak bertanya soal pahlawan lokal," katanya.
Banyak diantara mereka, khususnya pelajar yang sebelum masuk Museum tidak mengetahui adanya pahlawan lokal yang berjuang melawan Kolonialisme.