Mengenal Mahkota Sultan Banten, Pusaka Bertatahkan Batu Mulia, Bermotif Floral Penanda Perkembangan Islam

- 7 Agustus 2021, 14:43 WIB
Mewahnya Mahkota Sultan Banten, bertabur emas, perak bahkan batu mulia sebagai benda cagar budaya di Museum Nasional.
Mewahnya Mahkota Sultan Banten, bertabur emas, perak bahkan batu mulia sebagai benda cagar budaya di Museum Nasional. /Tangkapan layar /cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Oleh karenanya, Sebagaimana informasi yang disadur kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman Facebook Museum Nasional Indonesia, yang pernah menggunakan Mahkota kerajaan adalah Sultan Maulana Hasanuddin pada Tahun 1552 hingga Sultan Muhammad Rafiudin tahun 1820.

Dengan letak wilayah strategis yang dekat dengan selat Sunda Banten disebut sebagai kota Bandar perdagangan. 

Bahkan, Banten menjadi gerbang perdagangan para bangsa Eropa, China, India, Arab dan lainnya yang mengincar rempah nusantara termasuk rempah Lada yang merupakan produk unggulan Banten. 

Kejayaan dan Kemakmuran Banten tersebut, buah hasil dari pembangunan Sultan Banten yang namanya tersohor bahkan dijadikan sebagai nama salah satu Universitas Negeri di Banten yakni Sultan Ageng Tirtayasa. 

Baca Juga: Bagaimana Hukum Memperbesar Kemaluan Menurut Pandangan Islam? Simak Penjelasan Buya Yahya

Namun, akibat hasutan Belanda, terjadi perang saudara antara ayah dan anak yakni antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji, hingga menyebabkan runtuhnya Kesultanan Banten. 

Hingga akhirnya, pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abdul Fattah menyerah. 

Dengan menyerahnya Sultan Ageng Tirtayasa, itulah awal mula runtuhnya Kesultanan Banten. 

Dengan perlahan, Belanda pun menguasai Banten, menghancurkan istana dan Raja, bahkan menjarah kekayaan. 

Termasuk, Mahkota sang Raja pun diambil saat runtuhnya Banten pada 1832 setelah 3 Abad Kesultanan Banten berkuasa. 

Halaman:

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: cagarbudaya.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah