Ki Ageng Ireng, memerintahkan warga untuk kembali dari pengungsian menuju Desa Telaga beberapa minggu setelah kejadian Tsunami.
Namun sayangnya Desa Telaga telah hilang tertutup air laut akibat Tsunami yang disebabkan Letusan Gunung Krakatau.
Tampaknya gempa akibat Letusan Gunung Krakatau membuat Desa Telaga amblas dan terisi oleh air laut yang tersapu Tsunami dan membentuk sebuah danau.
Warga mengalami kesedihan mendalam karena kehilangan Desa Telaga yang sebelumnya makmur.
Melihat keadaan warganya, Ki Ageng Ireng memerintahkan warga untuk tinggal di sekeliling tepi danau.
Dengan harapan air laut yang membanjiri Desa Telaga Wangi Surut, namun sayangnya harapan tersebut tidak pernah terjadi.
Bahkan, rasa air yang semula asin berubah menjadi tawar, hingga akhirnya Desa Telaga benar-benar hilang dan berubah menjadi danau.
Seiring berjalannya waktu, tumbuh ratusan bunga teratai putih di tengah danau dan menyebarkan harum bagi warga sekitarnya.
Melihat perubahan alam yang terjadi, Ki Ageng Ireng akhirnya memberi nama danau itu Situ Rawa Arum.