Etika Bertamu

- 12 Juni 2019, 14:43 WIB
Nasuha Abubakar
Nasuha Abubakar /

 

Moment lebaran inilah satu satunya waktu yang cukup luas untuk melepas rindu dan kangen kangenan yang begitu lama masa berpisahnya. Bahkan ada juga yang melontarkan canda dan tawa dengn teman yang dulu pernah menolak asmaranya yang baru tumbuh.

 

Ketika saya pulang kampung ke daerah Kabupaten Karawang tepat nya ke kota Rengasdengklok agak ke utara 30 kilometeran banyak sekali mobil mobil jenis pick up terbuka dijadikan angkutan. Mereka beramai ramai menuju ke tempat rekreasi, ada juga yang sengaja jalan jalannya mengunjungi makam makam para ulama besar dan makam para wali, misalnya ada yang ke Banten lama disana ada masjid agung Banten sekaligus makam maulana Sultan Hasanuddin.

 

Tetapi sangat disayangkan niat mulia itu kurang dibarengi rasa penghormatan yang tinggi dan "rasa menjadi tamu" kurang peka sehingga banyak melakukan tindakan yang kurang etis, misalnya suaranya tidak terkendali, canda tawa berlebihan, selfi selfi mengabaikan kesakralannya, dan yang paling terlihat di dalam "Etika Bertamu" itu membuang sampah sembarangan, sehingga di kolam yang sudah dibangun sedemikian rupa, yang semestinya rapih dan bersih dari sampah, terlihat tumpukan sampah yang rerapung di atas kolam tempat santai dan duduk duduk para peziarah dan para pengunjung.

 

Sebagai tamu rasanya kurang elok dan tidak terpuji bilamana beralasan dengan kalimat "sudah ada petugas kebersihannya" karena kebersihan" merupakan tanggungjawab kita bersama. Masa niatnya berziarah tapi malahan numpang buang sampah. Wallaahu 'alamu bish shawaab wa ilaihil musta'aan.*

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah