Taman Mangrove Ketapang Tangerang yang Bisa Dijadikan Wisata Rekreasi Edukasi dan Ekonomis

- 19 Maret 2024, 14:59 WIB
Suasana di Wisata Taman Mangrove Ketapang yang lagi hits di Kabupaten Tangerang/Tangkapan Layar/YouTube SBJ OFFICIAL
Suasana di Wisata Taman Mangrove Ketapang yang lagi hits di Kabupaten Tangerang/Tangkapan Layar/YouTube SBJ OFFICIAL /



KABAR BANTEN – Taman Mangrove Ketapang adalah sebuah tempat konservasi dan ekowisata yang berada di wilayah pesisir Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Tempat wisata ini disebut juga dengan Ketapang Urban Aquaculture yang merupakan wisata edukasi untuk pengenalan berbagai jenis tanaman mangrove dan berbagai biota laut lainnya, serta sempat menjadi tuan rumah Partnership in Environmental Management for Sea of East Asia atau PEMSEA pada Tahun 2022.

Baca Juga: 5 Wisata Alam Terpopuler di Banten yang Eksotis Pesonanya Tak Terlupakan Ada Gunung dan Pantai Sampai Hutan

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal Youtube Mang Dhepi Channel, berikut Taman Mangrove Ketapang, Mauk, Tangerang.

Desa Ketapang Mauk merupakan daerah pesisir Utara yang berada di Kabupaten Tangerang yang terdapat pemukiman nelayan.

Sebagian warga yang bermukim didominasi bekerja sebagai nelayan area ini mempunyai luas 40,436 km, terdiri dari 11 desa dengan jumlah penduduk 84.349 jiwa.

Tempat wisata Mangrove di Desa Ketapang, Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten mengalami banyak perubahan hingga saat ini.

Dalam upaya penataan kawasan Ketapang perlunya dilakukan pembangunan infrastruktur secara bersama-sama dengan melibatkan pemerintah pusat, daerah, swasta dan masyarakat Desa Ketapang, Mauk.

Tempat ini awalnya merupakan kawasan kumuh dengan luas 26,90 hektar atau 27,16% dari luas kumuh Kabupaten Tangerang.

Penanganan kawasan Ketapang Mauk bukan hanya mengatasi masalah kumuh, tetapi juga menata bangunan pemukiman nelayan, penataan permukiman dan wisata mangroove.

Ternyata kawasantersebut memiliki potensi untuk mengembangkan wisata baru di Utara Kabupaten Tagerang, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat kawasan tersebut.

Kawasan ini yang dulunya terlihat kumuh, kini tertata rapih melalui kolaborasi program antara Kementerian PUPR dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang dan beberapa stakeholder terkait.

Beberapa infrastruktur telah dibangun dan terus ditingkatkan di kawasan Ketapang, Mauk dan saat ini menjadi salah satu destinasi wisata mangrove bagi masyarakat Kabupaten Tangerang dan dari luar daerah Tangerang.

Menurut Hasan salah satu pengelola Taman Mangrove Ketapang mengatakan bahwa dahulu kawasan ini merupakan wilayah pemukiman nelayan yang kumuh dan dipenuhi oleh tambak-tambak milik para nelayan serta menjadi tempat para nelayan menjual hasil lautnya atau sering dikenal sebagai tempat pelelangan ikan.

Kemudian pada tahun 2016 kawasan ini mulai dikelola oleh badan usaha milik daerah atau BUMD atas inisiasi Bupati Tangerang pada saat itu.

Akhirnya Kabupaten Tangerang mulai merehabilitasi kawasan ini dengan penanaman tumbuhan mangrove dan mulai mengedukasi masyarakat setempat dengan cara sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat agar mau terlibat dalam penataan kawasan Ketapang agar menjadi pusat wisata konservasi Mangrove.

Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Tangerang mulai membangun kembali rumah-rumah penduduk agar lebih rapi dan bersih, sehingga nantinya akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung di kawasan pesisir Ini.

Keseriusan pemerintah dalam mengembangkan dan membangun kawasan wisata Taman Mangrove Ketapang bisa dibilang cukup baik.

Berbagai infrastruktur sudah disiapkan dan terus ditingkatkan di berbagai sektor, selain gerbang masuk menuju kawasan ada juga jalan tembus menuju kawasan wisata Urban Aquaculture Ketapang, Jogging track, hutan mangrove, pos tambat labuh.

Selain itu, ada juga pembangunan Plaza kios UMKM, stasiun pengisian bahan bakar, koperasi nelayan, penataan jembatan, penataan lahan parkir, pembuatan Plaza Hutan Mangrove hingga irigasi saluran.

Pengembangan dan pembangunan Taman Mangrove Ketapang ini sudah menelan anggaranRp24 miliar lebih dari APBN dan dibantu dengan bantuan dari CSR Pabrik industri yang ada di Kabupaten Tangerang.

Tidak heran apabila kawasan pesisir Ketapang Kecamatan Mauk menjadi pemukiman yang tertata rapi dengan konsep Kampung Pelangi dan menjadi kawasan konservatif mangrove yang lebih modern serta menjadi ekowisata Ketapang Aquaculture.

Selain membangun kawasan Desa Nelayan, infrastruktur di sekitar kawasan dan menata rumah-rumah, pemerintah juga membangun pusat usaha Pujasera tempat pelelangan ikan pasar ikan dan konservasi mangrove.

Seperti yang kita ketahui bahwa tanaman mangrove merupakan tumbuhan multifungsi sebagai penahan abrasi dan pohonnya dapat dimanfaatkan mulai dari batang hingga buahnya dapat diolah menjadi beragam produk, seperti keripik, kopi, beras dan lain-lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa konservasi mangrove yang dilakukan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekitar pesisir saja tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat sekitar.

Terlebih seluruh kegiatan pemanfaatan hutan mangruve di Ketapang Aquaculture hampir semuanya dilakukan oleh masyarakat sekitar pesisir hingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan ekowisata.

Pada saat ini terdapat 16 jenis tanaman mangrove yang telah berhasil dikembangkan di Ketapang Aquaculture terdapat berbagai jenis tumbuhan mangrove, di antaranya Silocarpus Granatum, Bruguera Kimnorisa, Bruguera Silindric, Rizopora Mukronata, Rizopora Apicolat, Rizopora Stilosa.

Dan ada juga jenis mangrove seperti Serio Putagal, Danoraa Alba saat ini telah tertanam sekitar 16 juta tumbuhan mangrove.

Sejak penanamannya pada tahun 2016 lalu kawasan ekowisata Taman Mangrove Ketapang baru dibuka untuk umum di awal tahun 2023 dan mendapatkan respon positif dari masyarakat dan wisatawan.

Karena berbagai tempat selfie yang menarik untuk diabadikan untuk memasuki kawasan wisata ini, pengunjung harus membeli tiket per orang saja.

Setelah masuk kawasan Taman Mangrove maka kita akan dimanjakan pada sebuah bangunan megah dengan atap menyerupai Mimi dan Mintuna, sebuah binatang beruas atau antropoda yang biasanya disebut dengan belangkas, kepiting, tapal kuda, penghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan mangrove.

Di tengah Taman Kawasan Mangrove terdapat tangga serta jembatan indah bertingkat berbentuk lingkaran dan elips yang merupakan bangunan Plaza Hutan Mangrove.

Bagi Anda yang suka bersua foto bagus sekali Jika dapat mengambil posisi yang tepat di sekitarnya. Selain itu kita juga dapat mencicipi berbagai kuliner dan jajanan yang berderet di sekitar aliran sungai di dekatnya.

Sungai itu merupakan muara yang menghubungkan ke laut pantai utara, di atasnya dibangun jembatan yang dinamakan Jembatan Cinta, dari ketinggian jembatan di atas sungai kita akan melihat indahnya pesona Laut Pantai Utara.

Hal ini yang membuat wisata ini selalu ramai dikunjungi wisatawan terlebih pada hari Sabtu dan Minggu untuk menikmati berbagai wahana dan spot foto yang ditawarkan.

Setelah mendapatkan respon yang baik dari berbagai pihak mulai dari masyarakat pemerintah daerah dan menjadi contoh pengembangan desa wisata di kancah internasional, membuat pejabat Bupati Kabupaten Tangerang mengajak seluruh masyarakat Desa Ketapang untuk senantiasa menjaga dan memelihara apa yang telah dibangun.

Masyarakat juga diminta agar tempat ini dapat terus bermanfaat dalam jangka waktu yang panjang serta dapat direplikasi daerah-daerah pesisir di Wilayah Provinsi Banten yang berada di Ketapang Mauk diharapkan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berlibur dan akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Baca Juga: Gunung Sari Serang Banten, Wisata Alam Kabupaten Serang Banten yang Memiliki Nilai Otentik

Itulah Taman Kawasan Mangrove yang bisa dijadikan destinasi wisata bersama keluarga sekaligus edukasi tentang alam sekitarnya.***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x