Menah dibantu suami dan kedua anaknya dalam mempersiapkan olahan kue tradisional Jejorong untuk didagangkan berkeliling kampung.
Masing-masing keluarga ini memiliki pembagian tugas, suaminya bertugas membuat takir atau wadah untuk adonan Jejorong.
Takir terbuat dari daun pisang yang dibentuk dan dibulatkan dan di ujung disemat dengan lidi yang sudah ditajamkan kedua sisinya.
Lidi lalu disematkan pada daun sehingga terbentuklah takir.
Dan setiap takir membutuhkan dua lapis daun yang sebelumnya sudah dipotong menggunakan gunting.
Dengan telaten satu persatu takir dibuat oleh suami Menah.
Sedangkan kedua orang anaknya bertugas mengemas pesanan dan satu lagi memasukkan adonan pada takir.
Meski lelah Menah tetap bersemangat untuk berjualan keliling kampung.
Menurutnya jualan kue tradisional saat puasa merupakan momentum yang ditunggunya, karena hari-hari biasa dia tidak sempat lantaran harus menggarap lahan persawahan.
Para penikmat kue buatannya pun tak tanggung-tanggung ada yang dari Jakarta, Petir, Malimping dan sekitar Pandeglang.
Kue buatan Menah dikenal karena rasanya yang enak, legit dan harum.