6 Kesalahan Saat Memberikan Uang saku Kepada Anak, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

18 Februari 2022, 19:49 WIB
Ilustrasi anak menabung. 6 kesalahan saat memberikan uang saku kepada anak. /VisionPics/pixabay.com

KABAR BANTEN – Tanpa disadari, orang tua sering melakukan kesalahan saat memberikan uang saku kepada anak.

Untuk menghindari kesalahan saat memberikan uang saku kepada anak perlu adanya pembelajaran literasi keuangan sejak dini.

Kesalahan saat memberikan uang saku kepada anak juga kerena orang tua masih percaya, bicara soal uang pada anak-anak sejak dini menjadi hal yang tidak penting.

Orang tua seharusnya mengajarkan soal keuangan pada anak-anak ketika mulai memberikan jatah uang saku, karena kemampuan mengelola keuangan pribadi berasal dari keluarga, dan dimulai dari uang saku.

Tidak mengherankan, jika anak-anak yang tumbuh dewasa tidak paham finansial, menurut penelitian sebanyak 62% anak-anak dewasa tidak paham soal keuangan.

Bagaimana orang tua memberi uang saku pada anak, dan apa yang tidak boleh dilakukan jika ingin membesarkan anak untuk melek finansial, berikut yang harus diperhatikan orang tua.

Baca Juga: Cara Hadapi Trauma Lahirkan Anak Cacat, Begini Kata Buya Yahya

1. Kesalahan pertama yang sering dilakukan orang tua adalah tidak membicarakan uang kepada anak-anaknya sama sekali karena menganggap anak kecil tidak tertarik, membosankan, sulit, takut dianggap pelit dan perhitungan ketika membicarakan keuangan.

Ketika anak melihat ATM, dan tertarik, beri tahu anak perangkat apa itu, bagaimana uang sampai di sana, di mana disimpan, bagaimana uang kertas bisa masuk dan keluar dengan menggunakan kartu ATM.

Jelaskan pada anak-anak, apa itu kartu kredit, cek, saham, tabungan, deposito, bunga, dan sebagainya, ini adalah bagian dari kehidupan keluarga yang akan menjadi perhatian anak ketika dewasa nanti.

Sebagai orang tua tentu tidak akan mengirim anak ke pertandingan olahraga tanpa pelatihan bukan? jadi orang tua perlu mengajarkan pada anak bagaimana menangani uang sejak dini.

Baca Juga: Perkembangan Sensorik Anak Sejak Lahir hingga 6 Bulan, Ini Yang Mesti Dipahami Orang Tua

2. Kesalahan kedua adalah jumlah uang saku, ini berbeda di setiap keluarga, tetapi pikirkan, apakah orang tua memberi anaknya terlalu banyak uang saku atau terlalu sedikit?

Ini tentang konsep keuangan, jika, misalnya, seorang anak ingin membeli mainan seharga Rp100.000 dan orang tua memberinya Rp100.000, maka anak tidak akan memahami konsep menabung, berbeda ketika orang tua memberinya Rp10.000, 2 atau 3 hari sekali, maka anak akan paham apa itu menabung.

3. Kesalahan ketiga adalah tidak adanya kesepakatan, mengapa orang tua memberikan uang saku kepada anaknya, itu dilakukan tanpa perhitungan, dan tanpa pembelajaran keuangan.

Namun, berbicara mengapa anak membutuhkan uang saku, apa arti dari uang milik pribadi, bagaimana cara memakainya sangatlah penting. Jadi anak akan tahu kapan ia bisa meminta tambahan untuk keperluannya yang mendesak dan kapan ia mengeluarkan uangnya sendiri tanpa membebani orang tua.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak untuk Menerima Kekalahan, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

4. Kesalahan keempat adalah tidak mengajarkan bagaimana menangani keuangan pribadi, beberapa orang tua percaya bahwa anak sudah melakukannya dengan baik, karena mereka sudah memberikan uang saku.

Padahal seorang anak bisa pergi dan menghabiskan semua uang yang diterimanya untuk membeli apa saja yang mungkin akan membuatnya sakit gigi atau membeli mainan berbahaya.

Padahal orang dewasa atau bahkan orang tua juga bisa membuat kesalahan dalam pengeluaran keuangan, dan apa yang bisa dikatakan pada anak-anak.

Ini penting untuk menjadi perhatian, agar anak-anak membelanjakan uangnya benar-benar untuk sesautu yang penting dan tidak membuatnya sakit atau dalam bahaya.

Baca Juga: Efek dan Manfaat Anak Sering Tidur dengan Orang Tuanya, Begini Penjelasannya

5. Kesalahan kelima adalah tidak konsisten, jika orang tua berjanji kepada anak untuk memberikan uang saku seminggu sekali atau sebulan sekali, maka janji itu harus ditepati.

Konsistensi dan kemampuan orang tua untuk menjaga kata-kata menanamkan perilaku yang sama pada anak, di samping itu, ia dapat belajar merencanakan pengeluarannya.

Jika orang tua tidak dapat menepati janji karena keadaan di luar kendali, peringatkan anak tentang hal ini, jika termasuk orang yang pelupa, maka setel reminder di kalender atau atur pendebetan otomatis ke kartu anak dalam jumlah tertentu dan di hari yang dijadwalkan.

Baca Juga: Kenalkan Matematika kepada Anak, Berikut yang Bisa Dilakukan Orang Tua di Rumah

6. Kesalahan keenam adalah menjadi contoh buruk bagi dirinya sendiri, semua pelajaran literasi keuangan tentang pembelanjaan yang benar, tentang kemandirian finansial akan menjadi kata-kata kosong jika orang tua sendiri tidak mematuhinya.

Jadi orang tua juga harus belajar literasi keuangan bersama jika memiliki masalah dengan keuangan, hidup sesuai kemampuan, ambil pinjaman hanya dalam keadaan darurat.

Simpanlah uang selain di bank juga di celengan untuk menjaka kebutuhan mendadak, atau untuk kebutuhan khusus bisa disimpan di rekening yang lain, agar pengeluaran bisa terkontrol.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler