6 Cerita Rakyat dari Jawa Barat, Ada Sangkuriang hingga Ciung Wanara

4 Juli 2023, 07:37 WIB
Cerita rakyat Sangkuriang dari Jawa Barat. /Tangkapan layar laman kemdikbud.go.id/

KABAR BANTEN - Banyak cerita rakyat yang berkembang di Jawa Barat. Cerita ini memiliki kepercayaan dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat sejak masa lampau.

 

Cerita rakyat yang berkembang di Jawa Barat sudah ada sejak masa lampau dan diwariskan turun-temurun baik secara lisan maupun tulisan.

Di Jawa Barat sendiri setidaknya ada enam cerita rakyat yang sudah sangat terkenal. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya seperti dikutip Kabar Banten dari laman ditsmp.kemdikbud.go.id:

Baca Juga: Asal Usul Daerah di Banten, Berdasarkan Sejarah hingga Cerita Rakyat

1. Sangkuriang

Cerita rakyat yang sangat terkenal dari Jawa Bart ini bercerita tentang seorang pemuda sakti bernama Sangkuriang, yang jatuh cinta dan ingin menikahi Dayang Sumbi, ibu kandungnya.

Dayang Sumbi mengajukan syarat agar Sangkuriang membangun perahu dalam satu malam.

Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaan tersebut, tetapi Dayang Sumbi menggagalkannya dengan cara memaksa ayam berkokok pada saat hari masih gelap gulita.

 

Sangkuriang marah dan menendang kapal yang sedang dibuatnya hingga tertelungkup berubah menjadi gunung yang dikenal sebagai Tangkuban Parahu.

Kemudian, dia mengejar Dayang Sumbi yang berubah menjadi bukit dikenal sebagai gunung Putri.

Sangkuriang yang tidak dapat menemukan Dayang Sumbi pun akhirnya menghilang ke alam gaib. Pesan moral: bersikaplah jujur dan hindari perbuatan curang.

2. Situ Bagendit

Tidak hanya Sangkuriang ada juga cerita yang melegenda dari Jawa Barat yakni Situ Bagendit merupakan cerita rakyat mengenai asal-usul Situ Bagendit.

Pada zaman dahulu, Nyai Bagendit, seorang janda kaya yang pelit memperlakukan orang di sekitarnya dengan kejam.

Suatu hari, Nyai Bagendit menolak membantu kakek pengembara yang haus dengan cara yang kasar sehingga Sang Kakek pun murka.

Ia menciptakan banjir besar yang menenggelamkan Nyai Bagendit dengan seluruh kekayaannya.

Danau Bagendit pun terbentuk, mengajarkan kita untuk menjauhi sifat pelit dan sombong.

3. Misteri Telaga Warna

Cerita rakyat Telaga Warna ini juga menarik untuk kita ketahui dan sudah berkembang dari turun temurun yang ada di Jawa Barat yakni asal usul Talaga Warna.

Cerita berawal dari Ratu Purbamanah dan Prabu Swarnalaya, penguasa Kuta Tanggeuhan ingin memiliki anak.

Akhirnya Sang Ratu hamil dan melahirkan seorang putri bernama Dewi Kuncung Biru. Selama hidupnya, Tuang Putri dikenal rakus dan manja.

Sampai akhirnya pada usia 17 tahun ia Ingin melakukan pesta mewah, rakyat yang sangat mencintainya pun berbondong-bondong memberikan harta bendanya kepada Tuan Putri. Namun, apa daya semua pemberian rakyat ditolak mentah-mentah dengan kasar hanya karena tidak menyukai bentuknya.

Tiba-tiba langit menjadi gelap dan hujan deras pun turun hingga menenggelamkan Kuta Tanggeuhan menjadi telaga warna-warni atau Telaga Warna.

Adapun pesan moral dari cerita tersebut adalah keserakahan dapat berakibat buruk bagi diri sendiri dan orang lain.

4. Si Kabayan

Nah kemudian ada cerita yang menarik juga dari Jawa Barat yakni Cerita ini berkisah tentang seorang lelaki pemalas bernama Kabayan yang suka tidur dan berkhayal.

Suatu hari, istri Kabayan meminta dia untuk pergi mencari siput di sawah. Kabayan pergi ke sawah dan belum pulang padahal sudah sore hari.

Istrinya, Iteung, khawatir dan pergi mencarinya di sawah. Di sana, dia menemukan Kabayan sedang mengorek tutut dari pematang sawah.

Kabayan tidak mau turun ke sawah karena menurutnya sawah itu terlalu dalam. Sebal dengan Kabayan, Iteung mendorongnya ke dalam sawah sampai basah kuyup.

Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini adalah pentingnya keberanian untuk berkorban demi keberlangsungan hidup. Jika kita tidak mau berusaha dan berkorban, maka kita tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Ciung Wanara

Pernah mendengar Ciung Wanara nah ini merupakan cerita rakyat yang berkembang di Jawa Barat mengisahkan tentang seorang Raja Kerajaan Galuh bernama Ciung Wanara.

Ia dahulu merupakan pangeran terbuang yang dengan perjuangannya berhasil menguasai singgasana Kerajaan Galuh.

Saat menjadi raja, amarah dan dendam membuatnya gelap hati sehingga ia rela berperang dengan saudaranya sendiri yang juga adalah seorang raja.

Namun pada akhirnya, ia berhenti berperang karena menyadari bahwa peperangan hanya merugikan masyarakat yang tidak berdosa, kekuasaan haruslah digunakan untuk kebaikan.

Ciung Wanara belajar tentang pentingnya kesetiaan, keadilan, dan pengorbanan. Dengan kebijaksanaan dan keberanian, ia bersumpah untuk memimpin rakyat menuju masa depan yang lebih baik.

Cerita tersebut mengajarkan bahwa sesama saudara tidak boleh bermusuhan tetapi harus saling menyayangi dan mengasihi.

Selain itu, pesan moral lainnya adalah pemimpin haruslah memiliki jiwa yang arif sehingga bisa mengantarkan rakyatnya kepada kemakmuran.

6. Purbasari dan Purbararang

Terakhir ada Cerita Purbasari dan Purbararang ini bercerita tentang kakak beradik yang sudah berkembang sudah lama dari Jawa Barat Purbasari yang baik hati dan Purbararang yang dengki.

Suatu hari di Pasundan, Raja Prabu Tapa Agung memilih Purbasari sebagai ratu, hal tersebut memicu rasa dengki dalam hati Purbararang.

Purbararang lalu meminta penyihir untuk mengutuk Purbasari sehingga tubuhnya muncul bintik-bintik hitam.

Hal tersebut membuat Purbasari diusir ke hutan dan berteman dengan kera misterius bernama Lutung Kasarung.

Singkat cerita, Lutung Kasarung membantu Purbasari agar kutukannya hilang. Setelah sembuh, Purbasari dan Lutung Kasarung pergi ke istana kerajaan.

Sesampainya di istana, mereka bertemu Purbararang, dan ia berkata jika ingin menjadi ratu harus memiliki suami yang tampan. Lutung Kasarung akhirnya mengubah dirinya menjadi pangeran tampan.

Purbararang pun terkejut melihat kejadian tersebut. Purbararang akhirnya menyadari kesalahannya dan meminta maaf.

Purbasari memaafkan saudarinya dan ia pun menjadi ratu, didampingi oleh pangeran tampan.

Baca Juga: Legenda Asal Mula Danau Cikaputrian Taktakan Serang Banten, Putri yang Dikutuk Karena Kesombongannya

Pesan moralnya adalah menjadi anak baik hati, tidak dengki, dan jangan mencelakai orang lain karena Tuhan membenci sikap dengki.

Nah itu tadi enam cerita rakyat yang berkembang di Jawa Barat bisa menjadi referensi untuk kamu yang ingin mengenal sejarah.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: ditsmp.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler