Pandemi Covid-19 Timbulkan 3 Dampak Negatif Ini Bagi Peserta Didik

- 30 Juli 2021, 12:34 WIB
Ilustrasi siswa saat belajar daring. Pandemi Covid-19 timbulkan dampak negatif di bidang pendidikan
Ilustrasi siswa saat belajar daring. Pandemi Covid-19 timbulkan dampak negatif di bidang pendidikan /Pixabay


KABAR BANTEN - Pandemi Covid-19 memberikan dampak di semua sektor termasuk pada bidang pendidikan.

Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak sosial negatif akibat kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah.

Kegiatan belajar selama pandemi Covid-19 yang dilakukan di rumah secara terus-menerus berpotensi menimbulkan dampak negatif pada anak.

Baca Juga: 1 Bulan, Peti Tak Bertuan Tergeletak di Satu Rumah Makan di Kota Cilegon, Ternyata Isinya Seharga Rp13 Miliar

Seperti dikutip kabarbanten.pikiranrakyat.com dari laman ditsmp.kemdikbud.go.id pada 30 Juli 2021.

Ada tiga potensi dampak sosial negatif pandemi Covid-19 bagi peserta didik.

Ketiga dampak tersebut yakni putus sekolah, penurunan capaian belajar, serta kekerasan pada anak dan risiko eksternal.

1. Putus Sekolah
Pandemi memberikan dampak tidak hanya di sektor pendidikan tetapi di sektor ekonomi.

Baca Juga: Diet OCD Ala Deddy Corbuzier, Bisa Turunkan Berat Badan Secara Cepat, Begini Caranya

Sektor ekonomi salah satu sektor yang cukup mengalami dampak signifikan, akibatnya banyak orang tua yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan sehingga berdampak pada anak.

Tidak jarang orang tua yang lebih memilih anaknya untuk berhenti bersekolah dan anak lebih memilih untuk bekerja dengan alasan untuk membantu perekonomian keluarga.

Serta  banyak orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.

Baca Juga: Mengenal Sosok Akidi Tio, Sumbangannya di Masa Pandemi Covid-19 Disebut Terbesar Kedua di Dunia

2. Penurunan Capaian Belajar
Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosial ekonomi yang berbeda.

Hal lain yang menjadi perhatian yakni risiko terjadinya hilang kesempatan belajar.

Studi menemukan bahwa pembelajaran tatap muka menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik saat dibandingkan dengan PJJ. 

Baca Juga: Mengenal Sosok Akidi Tio, Sumbangannya di Masa Pandemi Covid-19 Disebut Terbesar Kedua di Dunia

3. Kekerasaan pada anak dan risiko Eksternal

Selama pemberlakuan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Hal ini tentu meningkatkan risiko kekerasan yang tidak terdeteksi oleh sekolah, yang diakibatkan permasalahan orang tua, permasalahan tersebut bisa terjadi karena tidak bekerja sehingga kesulitan ekonomi yang akhirnya menimbulkan permasalahan.

Banyak anak yang terjebak di kekerasan rumah tanpa diketahui oleh sekolah, risiko eksternal juga menjadi hantu bagi peserta didik.

Baca Juga: 3 Skin Baru Mobile Legends Segera Rilis, Miya Skin Anniversary, Selena Super Villain, dan Alpha General Void

Ketika anak tidak lagi datang ke sekolah, terdapat peningkatan risiko untuk pernikahan dini, eksploitasi anak terutama perempuan, dan kehamilan di kalangan remaja.

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.

Pelaksanaan PTM harus memprioritaskan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bagi para peserta didik dan seluruh elemen pendidikan di sekolah termasuk guru serta tenaga kependidikan.

Baca Juga: 16 Arti Mimpi tentang Hantu, Bisa Jadi Pertanda Baik dan Buruk

Tidak hanya melaksanakan PTM terbatas, peranan guru serta sekolah dalam memerhatikan dan memantau anak didiknya selama pelaksanaan PJJ sangat diperlukan untuk meminimalisasi risiko-risiko di atas.***

 

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x