Kedua, peningkatan kemampuan anak semakin mengecil seiring naik jenjang kelas yang ditempuh.
Anak mengalami peningkatan kemampuan berhitung yang signifikan pada jenjang kelas 1 sampai dengan kelas 6.
Namun, tren peningkatan tersebut melambat dan menjadi cenderung datar setelah memasuki jenjang kelas 7 ke atas.
Ketiga, ketika membandingkan daat IFLS tahun 2014 dengan tahun 2000, ditemukan bahwa kemampuan berhitung anak pada tahun 2000 relatif lebih tinggi dibandingkan anak di jenjang yang sama 14 tahun kemudian.
Dari data tersebut, belum menjelaskan lebih dalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan tren negatif pada pembelajaran anak di Indonesia tersebut.
Namun beberapa dugaan tentang hal-hal apa saja yang mendorong penurunan capaian belajar ini, setidaknya untuk kemampuan berhitung.
Salah satunya adalah perubahan terkait muatan berhitung sejak Kurikulum 2004. Perubahan ini membuat jam belajar untuk berhitung yang tadinya 8-10 jam Kurikulum 1994 berubah menjadi 5 jam per minggu.
Hal ini dapat memengaruhi kemampuan murid dalam numerasi dan pemecahan masalah (problem solving) berbasis hitungan.