Jalin Kerjasama Program P4GN, BNN Kunjungi Unbaja

- 20 Juni 2019, 00:45 WIB
BNN Unbaja
BNN Unbaja

SERANG, (KB).- Dalam rangka menjalin kerjasama program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), Badan Narkotika Nasional (BNN) mengunjungi Universitas Banten Jaya (Unbaja), Rabu (19/6/2019).

Dalam kunjungan tersebut, pihak BNN yang diwakili oleh Kabid Rehabilitasi BNN Provinsi Banten Yanuar Sadewa, Kasi Penguatan Lembaga Rehab Etik Kurnia dan Dokter Seksi Penguatan Lembaga Rehab dr. Ade Nurhilal diterima oleh Wakil Rektor Unbaja Sutanto, di ruang rapat rektorat kampus 1 Unbaja.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Badan Penjamin Mutu Unbaja Anton Aulawi, Kabiro Keuangan Unbaja Irma Yunita, Kabiro Humas dan Kerjasama Unbaja Tony Anwar serta Kaprodi PPKn Unbaja Lina Marlina.

Wakil rektor Unbaja, Sutanto menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan BNN dimana Unbaja merupakan perguruan tinggi swasta pertama yang dikunjungi BNN. Kehadiran dan peran BNN sangat vital, terutama bagi mahasiswa dan calon mahasiswa Unbaja. "Ini sangat penting untuk sivitas akademika Unbaja supaya terhindar dari bahaya narkotika dan zat aditif lainnya," ujar Sutanto.

Ia mengatakan, sepanjang perjalanan dan pengelolaan Unbaja dari mulai lembaga kursus, setara diploma, sekolah tinggi hingga menjadi universitas, tidak ditemukan adanya mahasiswa, dosen maupun karyawan yang bersinggungan dengan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya.

"Calon dosen tetap Unbaja diharuskan memiliki surat keterangan sehat jasmani dan rohani serta surat keterangan bebas Narkoba yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit pemerintah sebagaimana diatur oleh Permenristekdikti," ujar Sutanto.

Sementara itu, Kabid Rehabilitasi BNN Provinsi Banten, Yanuar Sadewa mengatakan, audiensi ini dalam rangka penjajakan kerjasama program rehabilitasi terkait pencegahan dan pemberantasan, penyalahgunaan, peredaran gelap narkoba (P4GN). "Program ini diharapkan dapat mencegah timbulnya korban baru serta bisa memberikan pemahaman informasi bahaya Narkotika itu sendiri," ujarnya.

Yanuar mengatakan, narkotika dan obat-obat terlarang memiliki segmen masing-masing sehingga setiap kalangan dapat terpapar menjadi pengguna yang rutin dan pada akhirnya menjadi pecandu. Bahkan, di kota Serang dan kabupaten Serang, sudah banyak ditemukan anak-anak muda mengkonsumsi tramadol, excimer atau bahkan tembakau gorila.

“Dari 3,7 juta pecandu seluruh Indonesia, hanya 10 persen yang dapat akses untuk dilakukan rehabilitasi. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan masyarakat dan ketakutan masyarakat jika menemukan teman atau keluarganya yang telah menjadi pengguna atau pecandu narkoba,” ungkap Yanuar.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x