Kampus Untirta Sindangsari Terapkan 'Smart Building System'

- 1 Oktober 2019, 20:30 WIB
perpustakaan untirta
perpustakaan untirta

SERANG, (KB).- Direktur Esekutif Project Implementation Unit (PIU) Islamic Development Bank (IsDB) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Agung Sudrajad mengatakan, pembangunan kampus Untirta Sindangsari yang terletak di Kecamatan Pabuaran, sudah masuk tahap finishing. Kampus tersebut akan menerapkan smart building system yang akan terintegrasi untuk mengontrol kondisi gedung tersebut.

”Dari 11 gedung tersebut 3 di antaranya akan soft launching yang akan dihadiri oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Proses pembangunan tersebut dimulai dari tahun 2018, kemudian akan selesai dan akan diserahterimakan pada Juni 2020 mendatang,” kata Agung usai coffee morning di Ruang Rektorat, Senin (30/9/2019).

Ia menjelaskan, gedung tersebut akan memasang smart building system, seperti misalnya lampu dan pendingin udara akan otomatis berhenti jika tidak ada aktivitas didalam gedung. Ada control room di rektorat dan center I city untuk mengontrol operasional di dalam gedung.

”Kita disarankan ornamen-ornamen di dalam gedung tersebut mencirikan keislaman, setiap gedung disediakan musala. Kemudian untuk masjid utama disediakan di sebelah kanan dekat gedung food security Untirta. Gedung tersebut sebelum digunakan akan ada uji coba jadi kontraktor akan presentasi dulu kemudian akan dilakukan Commissioning untuk diterima oleh user,” tuturnya.

Ia mengatakan, building sistem tersebut sedang dilakukan pemasangan, kemudian akan diuji coba pada Januari atau Februari 2020 mendatang. Untuk pemahaman dan penerapan di kampus Sindangsari, pihaknya juga sedang menyiapkan sumber daya manusia untuk mengelola.

”Kontraktor tersebut sudah merancang gedung untuk tahan gempa, karena dari IsDB juga mensyaratkan bahwa gedung-gedung yang dibangun oleh mereka itu secara teknis harus memenuhi semua kriteria gedung modern, baik dari sisi prosenal atau sefty,” ujarnya.

Tahan gempa

Ia menjelaskan, dari 11 gedung tersebut 8 di antaranya menggunakan konstruksi sarang laba-laba yang sudah terbukti seperti dipandang itu salah satu teknologi konstruksi tahan gempa, 3 gedung di depan yakni gedung perpustakaan, kelas bersama dan rektorat dilakukan dengan konstruksi tiang pancang. Itu sudah dihitung oleh rekan-rekan konsultan bahwa gedung-gedung tersebut tahan gempa sampai dengan 7-8 skala richter.

”Terbukti juga saat gempa yang terjadi di Sumur kejadian tersebut engieenering kita bersiap-siap di lokasi. Dan tidak ada satu pun pergerakan atau retak pada seluruh bangunan tersebut. Dari sisi konstruksi gedung tersebut aman,” katanya. (DE/SJ)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x