Baru 500 Ponpes di Banten Penuhi Syarat Dibuka

- 16 Juni 2020, 06:45 WIB
Covid-19-ilustrasi-1-696x469
Covid-19-ilustrasi-1-696x469 /

SERANG, (KB).- Gubernur Banten Wahidin Halim menyebut, dari total 4.000 jumlah pondok pesantren di wilayahnya, hanya 500 di antaranya yang memenuhi syarat untuk dibuka di masa pandemi Covid-19. Sebanyak 500 pesantren tersebut memiliki bangunan dan tempat karantina sesuai protokoler kesehatan.

"Dari 4.000 hanya 500 yang memenuhi syarat. Yakni bangunan dan ada tempat karantina," kata Gubernur Banten Wahidin Halim.

WH mengungkapkan, ponpes yang berada di Banten memiliki ribuan santri, yang 40 persen di antaranya berasal dari zona merah. Untuk itu, pihaknya akan melakukan tes terlebih dahulu terhadap para santri yang ponpesnya akan dibuka.

"Dari ribuan santri, 40 persen dari daerah merah. Kami siapkan 20 ribu rapid test untuk santri," katanya.

Untuk pembukaan SMA/SMK yang menjadi kewenangan provinsi, dimuai pada Desember atau mulai Januari 2021. Dia menyarankan agar pembukaan TK dan SD dilakukan setelah Desember. Karena keterbatasan ruang kelas dan guru serta siswanya akan membuat diatur agar sesuai protokoler kesehatan.

Ia mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokoler kesehatan terutama di daerah yang melaksanakan PSBB. Jika tidak maka pemerintah akan menghadapi beban biaya yang cukup besar.

"PSBB diperpanjang, sanksi lebih keras. Harus kerja lebih keras. Masa edukasi sudah," ucapnya.

Terpisah, Sekjen Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten Fadlullah mengatakan, sebenarnya Gubernur Banten menginginkan pesantren di Banten kembali dibuka. Sebab, risiko penularan Covid-19 di pesantren lebih minim dibanding sekolah.

"Kalau sekolah formal itukan ada kendaraan umum bolak-balik dari rumah sekolah. Sementara kalau pesantren itu hanya rumit di awal. Di awal bagaimana penjemputan. Penjemputan yang paling sederhana dengan risiko minimal adalah dengan kendaraan pribadi atau dengan sistem zona, karena pesantren itu sudah biasa di mana-mana ada. Pesantren Kota Serang dan Cilegon kumpul dimana lalu mereka berangkat. Dan setelah masuk pesantren mereka melakukan karantina, jadi lebih sederhana pesantren dibanding sekolah negeri," ujarnya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x