Dari Mana Tradisi Halalbihalal? Ini Sejarah Singkatnya

- 28 April 2023, 07:30 WIB
Ilustrasi saat berpelukan meminta maaf ke sesama.
Ilustrasi saat berpelukan meminta maaf ke sesama. /Tangkapan layar laman ditsmp.kemdikbud.go.id/

Dalam bahasa Arab, halalbihalal berasal dari kata "Halla atau Halala" yang mempunyai banyak arti sesuai dengan konteks kalimatnya yakni penyelesaian problem atau kesulitan, meluruskan benang kusut, mencairkan yang beku, atau melepaskan ikatan yang membelenggu.

Ada sejumlah versi lain dalam istilah Halalbihalal. Istilah halalbihalal berasal dari kata "halal behalal".

Kata ini masuk dalam kamus Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938. Dalam kamus ini halal behalal diartikan sebagai dengan salam (datang, pergi) untuk (saling memaafkan di waktu Lebaran).

Kemudian dalam versi lain pada 1948 KH Abdul Wahab Hasbullah yang merupakan seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama, memperkenalkan istilah halalbihalal pada Bung Karno sebagai bentuk cara silaturami antar-pemimpin politik yang pada saat itu masih memiliki konflik.

Atas saran KH. Wahab, pada Hari Raya Idulfitri 1948, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahim yang diberi judul "Halalbihalal". Para tokoh politik akhirnya duduk satu meja.

Mereka mulai menyusun kekuatan dan persatuan bangsa ke depan. Sejak saat itu, berbagai instansi pemerintah di masa pemerintahan Bung Karno menyelenggarakan halalbihalal.

Halalbihalal kemudian diikuti masyarakat Indonesia secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama. Hingga kini halalbihalal menjadi tradisi di Indonesia.

Tradisi serupa dengan halalbihalal diyakini sudah ada sejak masa Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa.

Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Pada pertemuan ini diadakanlah tradisi sungkem atau saling memaafkan. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.

Halaman:

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: ditsmp.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah