Yuk Cegah Stunting: Ibu, Stop Kebiasaan Ini agar Anak Tumbuh Optimal!

- 13 November 2023, 07:08 WIB
Ilustrasi stunting pada anak/freepik/rawpixel.com
Ilustrasi stunting pada anak/freepik/rawpixel.com /

KABAR BANTEN - Stunting merupakan masalah pertumbuhan anak yang menyedihkan yang dapat dihindari dengan perubahan kebiasaan sederhana.  Sebelum membahas kebiasaan yang membuat stunting dan cara mencegahnya, yuk ketahui dulu apa itu stunting.

Dikutip Kabar Banten dalam kemenkes.com, Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan anak yang biasanya terjadi pada masa anak-anak, terutama pada dua tahun pertama kehidupan.  Kondisi ini terjadi ketika anak tidak mencapai tinggi badan yang seharusnya sesuai dengan usianya.

Stunting dapat berdampak serius pada perkembangan fisik dan kognitif anak, memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar, bekerja, dan berkontribusi pada masyarakat saat dewasa.  Faktor-faktor penyebab stunting melibatkan aspek gizi, kesehatan, dan lingkungan.

Pencegahan stunting melibatkan upaya untuk memberikan nutrisi yang baik sejak awal kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak, serta memastikan kondisi kesehatan dan lingkungan yang mendukung pertumbuhan optimal.

Baca Juga: Entaskan Stunting, 44 Pejabat Pemkot Cilegon Jadi Bapak Asuh

Nah, dalam artikel ini akan membahas kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat pertumbuhan anak dan memberikan panduan kepada para ibu untuk mencegah stunting.

  1. Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berdampak besar pada pertumbuhan janin. Nutrisi yang kurang dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk stunting.

Solusi

- Konsultasikan dengan dokter untuk program nutrisi yang sesuai.

- Konsumsi makanan kaya gizi seperti sayuran, buah-buahan, dan sumber protein.

  1. ASI yang Kurang dan Tidak Eksklusif

Memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi sangat penting. Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat memengaruhi pertumbuhan optimal.

Solusi

- Berikan ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama.

- Pastikan bayi mendapat ASI cukup setelah diberikan makanan tambahan.

  1. Kurangnya Perhatian pada Gizi Anak Setelah Usia 2 Tahun

Setelah usia dua tahun, anak masih membutuhkan nutrisi yang tepat. Kekurangan nutrisi pada periode ini dapat menyebabkan stunting.

Solusi

- Berikan makanan bergizi seimbang dengan variasi jenis makanan.

- Penuhi kebutuhan kalsium, protein, dan zat besi anak.

  1. Infeksi dan Penyakit yang Tidak Diobati dengan Tepat

Infeksi dan penyakit yang tidak diobati dapat menguras energi anak dan mengganggu penyerapan nutrisi, menyebabkan pertumbuhan terhambat.

Solusi

- Segera konsultasikan dengan dokter saat anak menunjukkan gejala infeksi.

- Penuhi kebutuhan vaksinasi dan perawatan kesehatan rutin.

  1. Kurangnya Stimulasi Pertumbuhan

Stimulasi pertumbuhan tidak hanya berkaitan dengan aspek nutrisi, tetapi juga stimulasi psikologis dan fisik yang diberikan kepada anak.

Solusi

- Berikan permainan edukatif dan interaktif.

- Ajak anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan usianya.

  1. Pola Makan yang Tidak Teratur

Pola makan yang tidak teratur dapat menghambat penyerapan nutrisi dengan baik, menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal.

Solusi

- Tetapkan jadwal makan yang teratur.

- Pastikan makanan yang disajikan sesuai dengan kebutuhan gizi anak.

Baca Juga: Ternyata Selain Dipercaya Buat Mengusir Setan, Daun Kelor Juga Bisa Mengatasi Anak Stunting

  1. Terlalu Banyak Paparan pada Layar Gadget

Terlalu banyak waktu di depan layar gadget dapat mengurangi waktu anak untuk beraktivitas fisik dan berinteraksi sosial, yang penting untuk pertumbuhan optimal.

Solusi

- Batasi waktu anak di depan layar gadget.

- Dorong anak untuk bermain di luar rumah dan berinteraksi dengan teman-temannya.

Cegah stunting dengan mengubah kebiasaan sehari-hari. Ibu memiliki peran besar dalam memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan stimulasi pertumbuhan yang baik. Dengan kebiasaan yang tepat, kita dapat bersama-sama menciptakan generasi yang sehat dan tangguh untuk masa depan. Ingat, pencegahan lebih baik daripada pengobatan!***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Kemenkes.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah