Merawat Tunas Bangsa di Masa Krisis

- 29 September 2020, 11:24 WIB
Fadlullah Untirta edit
Fadlullah Untirta edit /

Baca Juga : Perbaikan Peradaban Indonesia Menuju 2045

Demikianlah Musa tumbuh berkembang di istana Fir’aun di bawah pengawasan Allah. Musa tinggal di istana raja, diberi makan dan pakaian standar anak raja. Musa dibesarkan dan dididik di lingkungan Istana dengan berbagai kecakapan yang dibutuhkan sebagai kader pemimpin bangsa hingga usia remaja sekitar 18 tahun. Kemudian hijrah ke Madyan, negeri Nabi Syu'aib.

Mekar dan Layu di Masa Pandemi

Ketika Nabi Musa kecil  diuji dengan api dan permata. Ternyata Nabi Musa kecil sebagai manusia biasa memilih api yang memiliki warna mencolok dan tentu saja lebih menarik perhatian. Ketika anak membeli barang atau mainan, mereka lebih memperhatikan kemasan atau bungkus dari pada isi atau substansi. Pada masa Pandemi ini, ujian anak-anak kita adalah internet sebagai media belajar daring. Internet ibarat pisau bermata dua: bermanfaat sebagai media belajar sekaligus berpotensi menjadi candu jika pemanfaatannya tidak dalam pengawasan pendidikan.

Media berjaringan internet ibarat samudera yang banyak memberikan informasi dan ilmu pengetahuan. Tapi tidak jarang juga menenggelamkan akal dan akhlak mereka yang memuja kebebasan. Belajar daring mengantarkan anak masuk dan berselancar bebas di samudera dunia maya. Ibarat pasar swalayan, media internet menjajakan produk dengan imbalan tertentu. Ada yang mempromosikan pemikiran-pemikiran yang penuh kerancuan. Ada pula yang sekedar mencari sensasi dan popularitas. Di antara mereka ada pula yang menginginkan kerusakan akhlak sebagai bayaran atas jualannya.

Baca Juga : Akademisi : Cegah Potensi Kekerasan di Pembelajaran Daring

Ancaman belajar daring tanpa pengawasan pendidikan adalah kemungkinan anak membuka suatu link atau situs yang isinya  jebakan dan perangkap yang merusak. Anak terseret arus media sosial yang merangsang anak cepat mekar terkait dengan games, musik, film, novel, dan buku. Media telah memekarkan bahasa, cara berpikir dan bertindak anak lebih cepat layaknya orang dewasa. Media merangsang keingintahuan anak tentang dunia seputar orang dewasa. Berpakaian, berpenampilan, dan bertingkah laku sebagai layaknya orang dewasa.

 

Penutup

Tantangan belajar daring bagi anak usia dini dan kelas awal Sekolah Dasar adalah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Namun, tidak jarang mereka tercerabut dari masa kanak-kanaknya. Kecenderungan ini dikhawatirkan mengarah pada "Erly ripe, early rot!" Anak tumbuh menjadi orang dewasa yang kekanak-kanakan. Oleh karena itu, maka belajar dari rumah dengan media dalam jaringan (daring) harus dilakukan secara bijaksana atas dasar kasih sayang. Pendidikan karakter dan kecakapan hidup harus menjadi prioritas. Sedangkan pendidikan kognitif perlu menekankan pada kemampuan memilih sesuai arahan: apa manfaatnya bagiku! Dengan demikian, anak anak tidak terseret arus dunia Maya dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Wallahu a'lam. (Fadlullah, Kepala Laboratorium PAUD FKIP Untirta).***

Halaman:

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x