Protes Harga Daging Sapi Naik Terus, Pedagang Ancam Mogok Massal

21 Januari 2021, 05:06 WIB
Ilustrasi Daging Sapi. Pelaku Usaha Rumah Potong Hewan (RPH) menghentikan aktivitasnya selama 3 hari mendukung aksi protes pedagang daging sapi terhadap naiknya harga sapi hidup. /

KABAR BANTEN - Pedagang daging sapi yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Pedagang Daging atau Gappenda Banten akan melakukan aksi mogok massal di seluruh titik pasar di Banten mulai Kamis 21 Januari 2021.

Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap pemerintah atas harga daging sapi yang terus mengalami kenaikan.

Ketua Gappenda Banten, Aeng Khaeruzzaman mengatakan, pedagang daging sapi akan melakukan aksi mogok massal di titik pasar Banten mulai Kamis 21 Januari 2021.

"Terhitung mulai Kamis, 21 Januari 2021. Tapi waktunya belum sampai kapan berapa hari belum kita tentukan," ujar Aeng saat dihubungi wartawan melalui sambungan seluler, Rabu, 20 Januari 2021.

Baca Juga : Bantu Pasien Corona, PMI Kabupaten Tangerang Dorong Penyintas Covid-19 Donorkan Plasma Konvalesen

Aksi mogok massal dilakukan sebagai bentuk protes atas kenaikan harga daging sapi. Dia menuturkan, dalam dua bulan terakhir harga sapi terus naik setiap hari. Sampai Rabu 20 Januari 2021 harga daging sapi hidup tembus angka Rp48.500 per kilogram. Sementara idealnya Rp43.000 per kilogram.

"Nah selain itu, alasan lain sekarang ini kan kondisinya masih pandemi. Jadi, pasar-pasar itu lagi sangat sepi sekali. Kalau ditambah dengan kenaikan yang seperti ini pedagang bisa bangkrut," ucapnya.

Melalui aksi tersebut, pihaknya ingin harga daging sapi dari developer diturunkan. Untuk memperjuangkan harapannya, pihaknya juga akan melakukan audiensi dengan DPRD provinsi maupun kabupaten/kota di Banten.

"Kami mungkin bikin surat pemberitahuan dulu ke DPRD provinsi, kota dan kabupaten," katanya.

Baca Juga : Kasus Covid-19 Terus Melonjak, RS Penuh, Ini 5 Strategi Menkes Budi Gunadi

Anggota Komisi II DPRD Banten Maretta Dian Arthanti mengatakan, telah menyampaikan aspirasi para pedagang daging sapi kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Ketahanan Pangan baik tingkat provinsi maupun Kota Tangerang Selatan.

"Saya sangat menyayangkan sekali respon dinas kurang tanggap melihat situasi harga di pasar. Hal itu seharusnya bisa diantisipasi karena fungsi kestabilan harga dan keterjangkauan harga kebutuhan bahan pokok, termasuk daging ini harus bisa dijaga jangan sampai terjadi lonjakan harga yang membuat masyarakat menjadi lebih sudah," katanya.

Di tengah pandemi Covid-19 saat ketersediaaan dan keterjangkauan kebutuhan masyarakat bisa terjamin.

"Ekonomi sedang diusahakan tumbuh namun harga-harga pangan tidak dikontrol dengan baik. Tentu hal ini bisa makin membuat rakyat susah. Kalau begini kan pedagang jadi susah, masyarakat juga susah," ujarnya.

Baca Juga : Harga Sapi Tinggi, Pelaku RPH di Tangerang Mogok 3 Hari, Dukung Aksi Protes Pedagang Daging Sapi

Dirinya mendorong dinas terkait untuk melakukan langkah yang nyata dengan tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang berusaha mencari keuntungan pribadi.

"Dalam situasi ini peran pemerintah dalam menjaga kestabilan harga apalagi di tengah masa pandemi ini harus makin nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," tuturnya.

Informasi yang diterimanya, untuk menangani kenaikan daging sapi pemerintah telah bekerja sama dengan bulog untuk mencarikan impor sapi dan daging sapi beku dari beberapa negara.

"Karena kenaikan harga sapi yang selama ini diimpor dari Australia mengalami peningkatan permintaan dari Cina dan Vietnam. Kita tunggu upaya pemerintah dengan tetap menjalankan aktivitas perdagangan sebagaimana mestinya," katanya.

Sementara, hingga Rabu, 20 Januri 2021 malam, belum diperoleh konfirmasi dari Kepala Disperindag Banten Babar Suharso tentang keluhan pedagang daging sapi. Saat dihubungi yang bersangkutan belum merespon.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler