Duh! Shelter Tsunami di Binuangeun Lebak Rusak, BPBD : Perbaikan Tertunda Karena Pandemi

16 Februari 2021, 06:29 WIB
Tangkapan layar gedung shlter tsunami di Binuangeun Lebak dari Google Eart, Senin, 15 Februari 2021. /

KABAR BANTEN - Shelter tsunami atau tempat hunian sementara pengungsi pasca bencana dibangun di Kampung Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak. 

Namun sayang kondisi shelter tsunami yang dibangun tahun 2014 lalu belum dapat difungsikan dengan baik.

Bangunan shelter tsunami di Binuangeun Lebak dalam kondisi meprihatinkan. 

"Sarana dan prasarananya rusak dan mendesak diperbaiki di dalamnya," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama kepada KabarBanten.com, Senin, 15 Februari 2021.

Baca Juga: Jababeka Temui Ketua MPR, Tiga Sirkuit Berkelas Internasional Dibangun di KEK Tanjung Lesung Pandeglang

Febby menjelaskan, bangunan shelter mengalami kerusakan pada bagian WC, Elektrikal, dan ruangan serbaguna. Kerusakan sudah berlangsung lama sebelum asetnya diserahkan kepada Pemkab Lebak.

"Untuk saat ini pengelolaan masih di Pemda, karena pandemi perbaikannya tertunda. Tahun 2022 semoga bisa diperbaiki untuk jadi Hub (tempat) Kantor BPBD di selatan Lebak," katanya.

Lebih lanjut Febby mengungkapkan, bangunan shelter memiliki manfaat jika terjadi bencana tsunami sebagai tempat evakuasi sementara bagi warga,"jika tidak ada tsunami bisa sebagai ruang sosial masyarakat dan alat edukasi bencana tsunami," katanya.

Baca Juga: Horeee! BPNT Cair Bulan Ini, Rp200.000 untuk Belanja Sembako, Ayo Cek dtks.kemensos.go.id

Diketahui, ancaman di Lebak selatan sebagai daerah rawan bencana gempa dan tsunami harus diwaspdai.

Terjadinya rentetan gempa yang berturut - turut wajib diwaspadai oleh warga tinggal di pesisir pantai. Khususnya di wilayah Lebak selatan yang berdasarkan hasil penelitian para ahli berpotensi  terjadi gempa bumi 9 magnitudo dengan ancaman tsunami diperkirakan mencapai setinggi 20 meter.

Tingginya ancaman tsunami menjadi keharusan bagi pemerintah dalam upaya meminimaliasi jatuhnya korban jiwa. 

Baca Juga: Kemiskinan di Banten Kembali Naik di Atas Rata-rata Nasional, BPS Menyebut Karena Faktor Ini

Pada Sabtu, 13 Februari 2021 pukul 11.18.21 WIB dan pukul 11.30.54 WIB, gempa bumi mengguncang Lampung sebanyak dua kali berturut-turut dalam waktu 12 menit.

Gempa pertama berkekuatan magnitudo 5,2 dengan episenter 6,37 LS dan 103,64 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 135 km arah Barat Daya Pesisir Barat Lampung.

Gempa kedua kekuatannya meningkat menjadi magnitude 5,3 dan makin dalam dari sebelumnya di kedalaman 40 km menjadi 43 km, dengan episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,42 LS dan 103,56 BT atau tepatnya berada di laut pada jarak 142 km Barat Daya Pesisir Barat Lampung.

Baca Juga: Langka, Kepala Desa di Lebak Ini Inisiasi Kembangkan Ternak Domba, Ini yang Dilakukan

Menurut BMKG, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.

Hasil analisis mekanisme sumber, menunjukkan bahwa gempabumi pertama M5,2 memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip) dan pada gempabumi kedua M5,3 memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault).

Guncangan gempabumi yang pertama dirasakan di Semaka Baru III MMI, Krui, Liwa, Suoh, Way Krui dan Bangkunat II-III MMI. Pada gempabumi yang kedua dirasakan di Krui, Krui Selatan, Bengkunat, Semaka III MMI MMI, Liwa II-III MMI, Kota Agung II MMI.***

Editor: Maksuni Husen

Tags

Terkini

Terpopuler