Pedagang Pasar Keranggot Cilegon Siap Direlokasi, Asalkan Syarat Ini Dipenuhi Dulu

16 Maret 2021, 07:47 WIB
Caption : Wali Kota Cilegon Helldy Agustian bersama sejumlah pejabat Pemkot Cilegon lain saat melakukan pertemuan dengan pedagang Pasar Keranggot, di Rumah Dinas Wali Kota Cilegon, Senin 15 Maret 2021 malam. /Kabar Banten/Sigit Angki Nugraha/

KABAR BANTEN - Pedagang Pasar Keranggot Kota Cilegon sepakat dengan rencana Pemkot Cilegon dalam hal penataan ulang pasar.

Bahkan para pedagang Pasar Keranggot siap untuk direlokasi dan menempati hanggar-hanggar yang telah disiapkan, namun dengan sejumlah syarat.

Hal itu terungkap dalam pertemuan antara para pedagang Pasar Keranggot Cilegon dengan para pejabat teras Pemkot Cilegon, di Rumah Dinas Wali Kota Cilegon, Senin 15 Maret 2021 pukul 20.00 WIB.

Baca Juga: Wali Kota Cilegon Nyamar di Pasar Kranggot, Direspon OPD Terkait, Rahmatulloh: Pejabat Jangan Cari Muka

Hadir pada pertemuan itu, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian, Pj Sekda Cilegon Maman Mauludin, Inspektur Kota Cilegon Epud Saepudin, Asda II Setda Pemko Cilegon Tb Dikrie Maulawardhana, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Cilegon Abadiah, dan sejumlah pejabat lain.

Usman, salah satu pedagang mengatakan, siap untuk pindah ke hanggar.

Namun ia meminta agar sejumlah kios uang menutupi akses menuju hanggar dibebaskan terlebih dahulu.

"Saat ini, akses masuk menuju hanggar terhalang kios-kios. Jadinya pandangan pembeli terhalang oleh kios, juga jalur menuju hanggar menjadi sempit," katanya.

Baca Juga: Banyak Jalan Rusak di Kota Cilegon, Komisi IV DPRD Datangi PUTR, Erik Airlangga Ungkit Jalan Ditanami Pisang

Selain itu, lapak-lapak di dalam hanggar ia minta untuk dilakukan peremajaan. Sebab saat ini, ukuran setiap lapak terlalu kecil.

"Kami minta agar ukuran lapaknya dinormalkan, sesuai standar lapak sebenarnya. Kalau uang sekarang ukurannya terlalu kecil," ujarnya.

Sabilillah, pedagang lain, meminta agar fasilitas pasar dibenahi.

Baca Juga: Sidak Gedung Diskominfosantik, Wali Kota Cilegon Kaget Lihat Hal Ini, Helldy Agustian: Ada Banyak Catatan

Mulai dari saluran pembuangan air hingga kebersihan pasar untuk menjadi perhatian pihak terkait.

"Sekarang ini, saluran pembuangan airnya rusak. Jadi air bercampur sampah sering menggenang jika hujan. Ini membuat pasar jadi becek, kumuh, dan bau," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Disdagperin Kota Cilegon Abadiah mengatakan, akan melakukan pembenahan pasar disela-sela relokasi pedagang.

Baca Juga: Dua Mantan Ketua DPC di Banten Dilaporkan ke Mabes Polri, Diduga Atasnamakan Demokrat di KLB

Abadiah pun mengatakan, akan melakukan pembagian nomor undian untuk para pedagang.

Hal Itu akan dilakukan mulai Selasa 16 Maret 2021 hingga Kamis 19 Maret 2021.

"Setelah pembagian nomor undian, maka para pedagang berangsur-angsur akan pindah hingga Selasa 23 Maret 2021. Jika di hari berikutnya masih ada pedagang yang tidak pindah, kami akan melakukan tindakan keras," ucapnya.

Baca Juga: Bikin Terpesona! Sophia Latjuba Pamer Lekuk Tubuh Diusia Paruh Baya

Sekretaris Disdagperin Kota Cilegon Bayu Panatagama mengatakan, pihaknya akan membebaskan para pedagang yang terkena relokasi dari beban retribusi pasar. Itu akan dilakukan selama dua bulan pasca relokasi.

"Ini khusus pedagang yang terkena relokasi," katanya.

Pada bagian lain, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengatakan, pembenahan fasilitas pasar sama pentingnya dengan penertiban pedagang pasar.

Baca Juga: Innalilahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Anton Medan Meninggal Dunia, Netizen Ungkapkan Duka dan Do'a

Selain membenahi saluran air dan penanganan sampah, ia pun meminta agar adanya pemasangan rambu zonasi pasar.

"Ini untuk membantu pembeli mencari tempat para pedagang berada. Kalau mau cari pedagang sayuran, ikan, daging, ada petunjuk arahnya," ujarnya.

Menurut Helldy, melihat sendiri kesemrawutan Pasar Keranggot saat menyamar sebagai pembeli pada Ahad 14 Maret 2021, membuatnya sedih.

Baca Juga: Gubernur Banten Apresiasi Alumni SMAN 1 Ciruas, Bangun Masjid Megah Hanya 8 Bulan

Katanya, kesedihan terdalamnya bukan pada hal kesemrawutan, namun potensi penularan Covid-19 yang sangat tinggi.

"Ketika saya melihat pedagang dan pembeli tumplek di jalan dan sudut-sudut lain, itu berarti potensi penyebarannya tinggi. Padahal sekarang sedang pandemi. Saya tidak mau apa yang saya lihat kemarin terus terjadi," tuturnya. ***

 

Editor: Maksuni Husen

Tags

Terkini

Terpopuler