KABAR BANTEN - Kabar duka menyelimuti umat islam di Banten. Salah satu ulama termasyhur Abuya Uci Thurtusi wafat di kediamannya, Selasa 6 April 2021 pukul 06.00 WIB.
Abuya Uci merupakan putra dari almarhum ulama besar Banten Abuya Dimyathi Cilongok yang sosoknya sama-sama disegani oleh masyarakat Banten karena kesalehan dan keilmuannya.
Abuya Uci Thurtusi merupakan ulama besar Banten yang dikenal sebagai salah satu paku Banten yang berasal dari Kabupaten Tangerang, tepatnya di Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari banten.nu.or.id Abuya Uci Thurtusi ini merupakan sahabat dari K.H Abdurrahman Wahid (Gusdur) yang kedekatannya terlihat saat Abuya Uci datang ke Ciganjur dengan sekira 10 mobil membawa rombongan santrinya untuk memperingati haul Gusdur yang ke-5.
Abuya Uci Thurtusi dan Gusdur ini diceritakan merupakan kedua sosok ulama yang satu sama lain saling mendukung dan menguatkan tugasnya sebagai ulama untuk menguatkan ilmu agama dan aqidah umat muslim Indonesia.
Dalam berbagai kesempatan, sebagai sahabat sekaligus ulama, Gusdur sering hadir mengisi pengajian yang diadakan Abuya Uci di Pesantren Cilongok.
Baca Juga: Gubernur Banten Bagikan Momen Kebersamaan dengan Abuya Uci di dalam Masjid, WH Panjatkan Doa
Tidak hanya Gusdur, Abuya Uci juga dikenal sebagai sosok yang sangat baik terhadap para aktivis Gusdurian.
Sebagai ulama besar Banten yang tugasnya memberikan dakwah dalam penguatan ajaran agama islam, Abuya Uci ini dikenal sebagai sosok ulama kharismatik.
Ciri khas dan keunikan yang selalu ada dalam benak para santrinya, dalam ceramah-ceramahnya, Abuya Uci sering menggunakan bahasa daerah yakni bahasa Sunda.
Selain itu, berdasarkan pantauan KabarBanten dalam video-video ceramahnya yang beredar luas, Abuya Uci ini merupakan pendakwah ulung yang setiap kata-kata yang diucapkannya dapat menyejukkan bahkan dapat membuat orang yang mendengarkannya menangis.
Baca Juga: Abuya Uci Turtusi Wafat, Ustaz Yusuf Mansur Sampaikan Duka Cita
Selera humornya pun tinggi, terkadang saat berceramah, Abuya Uci Thurtusi sering menceritakan kisah-kisah para ulama besar pendahulunya atau persekawanannya dengan perumpamaan atau analogi yang membuat para pendengarnya terbahak-bahak.
Ritme suaranya juga selalu dapat Abuya Uci Turthusi atur dengan baik, ada saatnya berceramah dengan menggebu-gebu, ada juga ceramah dengan penuh kelembutan yang menyejukkan.***