Lempeng Indo-Australia Tabrak Lempeng Sunda, Picu Gempa Bumi dan Kemunculan Gunung Api, Segini Kecepatannya

26 Juni 2021, 17:31 WIB
Infografis gerakan subduksi Lempeng Indo-Australia yang secara konstan menabrak Lempeng Sunda. /Tangkapan layar twitter @Jogja_Uncover

KABAR BANTEN - Saat ini, Lempeng Indo-Australia secara konstan menabrak Lempeng Sunda.

Lempeng Indo-Australia menabrak Lempeng Sunda yang menjadi bagian Lempeng Eurasia dengan kecepatan 5-6 cm pertahun.

Ini menyebabkan Lempeng Sunda terus menerus bergetar, menyebabkan rentetan gempa tektonik dengan skala beragam.

Dilansir Mitigasi Georitmus melalui akun twitter @jogja_uncover, sebuah ilustrasi video terkait tabrakan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Sunda diperlihatkan.

Pada video itu, terlihat gerakan Lempeng Indo-Australia yang bergerak maju menekan ke arah Lempeng Sunda.

Pada tabrakan itu, tampak permukaan Pulau Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau lain ikut terdorong.

Baca Juga: Gempa Bumi di Banten dan Sekitarnya, Didominasi Magnitudo 3, Terjadi di Kedalaman Dangkal

Terkait peristiwa ini, subduksi dua lempeng besar tersebut memang telah terjadi selama jutaan tahun.

Subduksi sendiri adalah proses geologi pada kerak bumi, dimana terdapat batas dua lempeng tektonik yang bertemu.

Kerak Samudra Indo-Australia yang lebih tipis menyusup ke bawah lempeng Kerak Lempeng Eurasia atau Lempeng Sunda.

Ini karena Lempeng Eurasia atau Lempeng Sunda lebih tebal secara konvergen dari kerak Lempeng Indo-Australia.

Padahal biasanya, kerak samudra yang lebih tebal, tenggelam ke dalam mantel di bawah kerak benua yang lebih ringan.

Selama kurun waktu jutaan tahun, proses subduksi dua lempeng bumi ini diikuti oleh peristiwa gempa bumi.

Ini pun yang mendorong terbentuknya poros gunung-gunung api di sepanjang batas lempeng.

Baca Juga: Potensi Gempa Bumi dan Tsunami, Gugus Mitigasi Baksel Desak Dewan Terbitkan Perda Pengurangan Resiko Bencana

Bahkan proses ini pula yang menyebabkan wilayah pesisir selatan Jawa di masa purba, perlahan terangkat menjadi dataran tinggi.

J.F. Prawirodirdjo, seorang ilmuan geologi menyatakan, proses penyusupan kerak samudera terjadi sangat lambat, tidak bisa dirasakan dan dilihat manusia dalam fase kehidupan.

Namun begitu, teknologi telah membantu para ilmuan untuk mengetahui kecepatan gerak Lempeng Indo-Australia.

Dimana berdasarkan perhitungan Prawirodirdjo, kecepatan gerak Lempeng Indo-Australia diketahui rata-rata 5-6 cm pertahun.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Twitter @jogja_uncover

Tags

Terkini

Terpopuler