KABAR BANTEN - Warga Kecamatan Mancak Kabupaten Serang dibuat geram dengan keberadaan penambangan pasir di wilayahnya.
Hal itu dikarenakan aktivitas penambangan pasir tersebut dianggap telah merusak lingkungan Kecamatan Mancak Kabupaten Serang.
Terutama aktivitas kendaraan besar penambangan pasir yang kerap mondar mandir mengangkut pasir dan merusak jalan yang sudah dibangun.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Jalan Menuju Hatimu, Bisa Ungkap Kriteria Pasangan yang Diinginkan
Oleh karena itu masyarakat Kecamatan Mancak pun berencana membuat portal dengan menggalang dana Rp200 per orang.
Warga Kecamatan Mancak Kabupaten Serang Anton Daeng Harahap mengatakan, di wilayahnya banyak terdapat penambang pasir.
Entah berizin atau tidak, mereka tak tahu namun yang pasti keberadaan penambangan pasir telah mengganggu warga Kecamatan Mancak.
"Yang jelas kami sebagai aliansi masyarakat Mancak bersatu' menginginkan Mancak tidak diganggu," ujarnya kepada Kabar Banten Selasa 7 September 2021.
Terutama kata Anton yang membuat resah adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut pasir.
Sebab mereka kerap mondar mandir 24 jam nonstop.
Baca Juga: Aktivitas Terbaru Aura Kasih Bikin Warganet Salfok
"Mereka, dari subuh kadang-kadang ganggu aktivitas kami yang pertama," katanya.
Kedua kata dia, terkadang ketika kendaraan itu kejar setoran kerap ugal-ugalan di jalan. Sehingga membahayakan bahkan tak jarang terjadi insiden berbahaya.
"Pernah kejadian mobil adu kebo dengan warga. Berhubung tidak berani dan tidak memposting ya dibiarkan saja didiamkan oleh kami mereka ngelunjak," tuturnya.
Baca Juga: Tes Psikologi: 10 Pertanyaan Sederhana Ini Bisa Ketahui Emosi yang Dominan Dalam Dirimu
Namun yang paling utama, selama ini masyarakat menginginkan memiliki jalan yang bagus dan akhirnya dibangun oleh Kabupaten Serang kini pengguna jalannya 50 persen penambang pasir.
"Sehingga sekarang jalan baru dua bulan (dibangun) sudah retak. Kalau hanya kami masyarakat Mancak gak ada kendaraan besar paling besar juga Inova tidak akan merusak," katanya.
Ia mengatakan, kondisi jalan kini sudah hancur. Sebab kendaraan yang melintas kapasitasnya lebih dari jalan.
"Kapasitas jalan cuma 6 ton mereka bawa kendaraan 12 sampai 22 ton apa gak overload kalau kita gak menjaga orang Mancak lantas siapa (yang Haag). Memang jalan itu bukan milik kami tapi milik semua akan tetapi ada hak kami untuk menjaga," tuturnya.
Anton mengatakan, untuk jumlah penambangan pasir dirinya tidak tahu secara pasti.
Namun berdasarkan pengamatannya yang terlihat para lebih dari 10 titik. Diantaranya di Desa Batu Kuda Mancak.
Mereka berdalih penambangan pasir itu untuk cut and fill, namun jika cut and fill maka sifatnya hanya perataan jalan.
"Sedangkan ini tidak mereka menggali 50 sampai 100 meter kedalamannya itu sangat berbahaya akan terjadi suatu saat kubangan setelah itu ada anak kecil karena di lingkungan perumahan warga adanya. Mereka bisa berenang bisa saja ada insiden,' ucapnya.
Luasan galian ada yang 5 hektare, ada juga 2 hektare namun ada juga yang hanya 1/2 hektare.
Karena hal itu dirinya pun kini berinisiatif untuk mengumpulkan dana atau galang donasi Rp200 per orang. Dana tersebut akan digunakan untuk membuat portal.
"Saya sudah terkumpul Rp25 ribu, tapi si penyumbang gak hanya Rp200 ada yang Rp1000 sampai 5000," katanya.
"(Galang dana) Mulai sekarang sampai terkumpul 5 juta buat bikin portal kalau tidak cukup untuk dua portal kami akan galang dana kembali. Pakai high bin kalau bambu 100 ribu juga jadi," sambungnya. ***