Jangan Memaksa Vaksin Dosis Ketiga, PAPDI Keluarkan Rekomendasi Vaksinasi Booster, Inikah Efek Sampingnya?

12 September 2021, 17:46 WIB
Ilustrasi vaksin booster khusus untuk nakes, sehingga masyarakat umum jangan memaksa vaksin dosis ketiga. /Pixabay/KitzD66/

KABAR BANTEN - Dalam pelaksanaan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster, pemerintah telah menetapkan vaksin Moderna karena efikasinya disebut paling tinggi dari seluruh vaksin.

Untuk pemberian vaksin Covid-19 booster ini, tetap memperhatikan kondisi kesehatan daripada sasaran. 

Vaksin Moderna yang akan dipakai sebagai booster, adalah mRNA-1273 yang penyuntikannya dilakukan secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml sebanyak 1 dosis.

Baca Juga: Kelompok Ini Harus Konsultasi ke Dokter Dulu, Terpaksa Tunda Disuntik Vaksin Covid-19, Apa Penyebabnya?

Dikutip dari indonesiabaik.id, pada Agustus 2021, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memohon kepada masyarakat untuk menahan diri.

Kemenkes minta masyarakat tidak memaksakan diri untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga.

Dosis vaksin ketiga untuk saat ini, tidak diberikan bagi masyarakat umum. Melainkan hanya kepada tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga pendukung kesehatan.

Nakes dan tenaga pendukung kesehatan tersebut, adalah yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin Covid-19 yang diperkirakan menyasar sekitar 1,5 juta orang.

Sehubungan dengan vaksin booster, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia atau PAPDI dikutip dari papdi.or.id, mengeluarkan rekomendasi dengan mempertimbangkan hal berikut:

1. Meningkatnya angka mortalitas dan kejadian infeksi pada tenaga kesehatan yang sudah divaksinasi dengan platform inactivated (Coronavac) sebanyak dua dosis.

2. Varian delta yang saat ini mendominasi kasus baru Covid-19.

3. Studi terkait pemberian vaksinasi heterolog atau kombinasi dan rekomendasi vaksinasi booster di beberapa negara yang menggunakan vaksin platform inactivated.

Berikut poin rekomendasi dalam hal penggunaan vaksinasi mRNA sebagai booster:

1. Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19 dan memiliki risiko tinggi untuk tertular COVID-19. Enam bulan sejak vaksinasi platform inactivated, antibodi diketahui mulai berkurang, sehingga penting bagi tenaga kesehatan untuk diberikan booster vaksinasi Covid-19, terutama untuk menghadapi varian baru.

2. Penelitian yang ada menunjukkan antibodi yang terbentuk pasca vaksin booster mRNA naik cukup signifikan dan proteksi terhadap infeksi Covid-19 juga meningkat, walaupun belum ada data khusus untuk vaksin inactivated yang dilanjutkan dengan vaksin mRNA. Vaksin mRNA diketahui memiliki efikasi yang lebih baik terhadap varian baru dibandingkan dengan platform vaksin lainnya.

3. Rekomendasi kelayakan vaksinasi mRNA pada keadaan khusus atau komorbid tertentu secara umum sama dengan vaksin platform inactivated yang sudah disusun oleh PAPDI sebelumnya.

4. Efek samping vaksin mRNA yang muncul secara umum sama dengan vaksinasi Covid-19 pada umumnya. Reaksi anafilaksis setelah pemberian vaksin mRNA perlu menjadi perhatian khusus karena kandungan polietilen glikol (PEG) pada vaksin mRNA ini walaupun angka kejadiannya sangat kecil.

Diketahui efek samping yang muncul pasca vaksinasi kombinasi platform viral vector dan mRNA untuk vaksinasi pertama dan kedua.

Baca Juga: 6 Mitos Terkait Vaksin Covid-19 yang Banyak Dipercaya Warga Indonesia, Ternyata Ini Faktanya!

Namun, lebih banyak jika dibandingkan menggunakan platform yang sama.

Akan tetapi, kondisi tersebut mungkin juga terjadi pada vaksin inactivated jika dikombinasi dengan platform yang berbeda meski sedang menunggu studi lebih lanjut.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: PAPDI indonesiabaik.id

Tags

Terkini

Terpopuler